Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
FENOMENA harga bahan pokok untuk kebutuhan dapur keluarga seperti minyak goreng kini telah meresahkan warga di Aceh. Para ibu rumah tangga, pemilik warung makan, pedagang mie Aceh, dan penjual jajan atau gorengan lainnya sejak sepekan terakhir mengeluh.
Pasalnya, sejak sepekan terakhir harga kebutuhan bahan pokok minyak goreng di wilayah provinsi paling ujung barat Indonesia tersebut naik. Kenaikan di tengah kondisi carut marut ekonomi itu sungguh menyulitkan warga.
Amatan Media Indonesia, di pasar bahan pokok dan bahan kebutuhan dapur Kota Sigli, Ibu kota Kabupaten Pidie, pada Kamis (14/11), misalnya harga minyak goreng curah Rp20.000 per kilogram. Harga itu lebih tinggi dari pekan lalu hanya Rp17.500 perkagi.
"Sudah Rp20.000 satu kilogram dalam sepekan ini. Tidak tahu harus bagaimana menjelaskan ke konsumen secara logis," tutur Ikhwan, pedagang bahan pokok eceran di Sigli, Ibu Kota Kabupaten Pidie, Aceh.
Adapun di kecamatan-kecamatan pedalaman yang jauh dari ibu kota kabupaten harganya lebih tinggi lagi. Itu karena alasan para pedagang eceran, untuk memasok minyak ke perkampungan itu lebih jauh dan sulit.
Di perkampungan terpencil Blang Pandak, Kecamatan Tangse dan Leupu, Kecamatan Geumpang misalnya, harga minyak goreng curah mencapai Rp21.000 hingga Rp22.000 per kg. Padahal sebelumnya harga di kios-kios kecil kawasan itu berkisar Rp18.000 hingga Rp19.00 per kg.
Warga menyampaikan harapannya agar pihak Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemkab Pidie segera mengambil langkah strategis untuk mencegah hal itu lebih besar. Kalau dibiarkan, hal itu akan berdampak lebih parah dan berpotensi timbul permainan harga di tingkat lebih atas. (MR/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved