Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan ancaman bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung, karena cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sembilan daerah di Jawa Tengah pada Senin (21/10) terutama di daerah pegunungan tengah, dataran tinggi dan sekitarnya.
Potensi gelombang tinggi terutama di perairan selatan Jawa masih menjadi ancaman bagi warga beraktifitas di perairan tersebut seperti pelayaran, nelayan maupun wisatawan. "Gelombang tinggi di perairan selatan 0,5-2,5 meter, sedangkan di perairan utara Jawa Tengah 0,5-1,25 meter," kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Ferry Oktarisa.
Berdasarkan pengamatan cuaca Senin (21/10) pukul 05.30 WIB, ungkap Ferry Oktarisa, cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir berpotensi terjadi di sembilan daerah yakni Purwokerto, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Karanganyar, Slawi dan Magelang, sehingga diminta warga berada di daerah tersebut terutama di pegunungan dan dataran tinggi mewaspadai bencana.
Selain itu hujan dengan intensitas sedang, lanjut Ferry Oktarisa, berpotensi turun di daerah Klaten, Sragen, Purwodadi, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Ungaran, Temanggung, Kajen, Pemalang, Brebes, Bumiayu, Majenang dan Ambarawa. "Potensi hujan ringan turun di Cilacap, Kebumen, Purworejo, Sukoharjo, Wonogiri, Demak, Batang, Surakarta dan Salatiga," tambahnya.
Angin pada umumnya, menurut Ferry Oktarisa, bertiup dari barat laut ke timur dengan kecepatan 3-25 kilometer per jam, suhu udara berkisar 18-35 derajat celcius dan kelembaban udara berkisar 45-95 persen, pada umumnya pagi hingga siang cerah dan berawan, tetapi hujan dengan intensitas ringan-lebat terjadi pada siang hingga awal malam.
Siaga Bencana
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang kembali lakukan siaga dan antisipasi bencana banjir dengan memasang alat deteksi dini atau early warning system (EWS) terutama di titik rawan terjadinya luapan banjir di daerah aliran sungai (DAS) di Kota Semarang, hal itu mengingat posisi daerah berada di dataran rendah merupakan hilir sejumlah sungai.
"Ada 18 EWS yang telah kita pasang di sejumlah sungai di Kota Semarang merupakan titik rawan terjadi luapan," kata Kepala BPBD Kota Semarang Endro P Martanto.
Langkah pemasangan EWS di sejumlah sungai, lanjut Endro P Martanto, adalah sebagai upaya mitigasi bencana terutama banjir, karena di sejumlah sungai seperti DAS Kali Sringin, Pudakpayung, Bendung Kali Plumbon hingga Banjir Kanal Timur (BKT) cukup rawan meluap. "Dengan pemasangan EWS ini kita dapat antisipasi saat volume air sungai meningkat," imbuhnya.
Selain itu upaya mengantisipasi banjir mengingat saat ini telah memasuki musim penghujan, menurut Endro, yakni telah jauh-jauh hari melakukan normalisasi sungai, pengerukan saluran yang mampet serta pengangkatan sedimen lumpur. (N-2)
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis informasi prakiraan cuaca untuk periode Minggu, 22 Juni 2025.
BMKG mengingatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung di sejumlah daerah di Jawa Tengah
cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir berpotensi terjadi sehingga warga diminta waspada bencana banjir, longsor, dan lainnya
Ketinggian gelombang di perairan selatan mencapai 1,25-4 meter dan di perairan utara 0,5-1,25 meter cukup berisiko pada kegiatan pelayaran.
Masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hujan sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di berbagai wilayah Indonesia.
Gelombang tinggi juga masih berlangsung di perairan selatan Jawa Tengah dengan ketinggian air 1,25-4 meter.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved