Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
MASYARAKAT di DIY diminta waspada terhadap perubahan cuaca yang terjadi, terutama potensi angin kencang, hujan deras, dan gelombang tinggi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Noviar Rahmad mengungkapkan, potensi cuaca tersebut biasa terjadi saat memasuki masa peralihan musim, dari kemarau ke penghujan. BMKG pun telah memperingatkan terkait potensi peningkatan intensitas cuaca ekstrem, terutama pada November.
"Potensi terjadinya cuaca ekstrem saat masih dalam fase peralihan, Oktober ini," terang Noviar. Potensi angin kencang dan hujan deras akan lebih sering terjadi pada November.
Masa peralihan musim sudah dirasakan oleh masyarakat di pesisir Selatan DIY. Pasalnya, dalam beberapa hari terakhir, gelombang laut di Pantai Selatan lebih tinggi dari biasanya.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunungkidul, Wahid Supriyadi menjelaskan, peringatan adanya gelombang tinggi sudah dikeluarkan BMKG. Analisis BMKG menyebutkan, pola angin di wilayah selatan Indonesia bergerak dari Timur ke Tenggara dengan kecepatan hingga 25 knot.
"Nelayan tidak melaut apabila kecepatan angin melebihi 15 knot dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter (untuk alasan keselamatan)," terang dia. (H-2)
BMKG merilis prakiraan cuaca untuk 38 kota besar di Indonesia pada Senin (7/7). Sejumlah wilayah diperkirakan mengalami hujan ringan hingga hujan petir.
Pada pagi umumnya berawan namun hujan ringan sudah turun di sejumlah daerah Jawa Tengah, memasuki siang diperkirakan cuaca kembali berawan.
Fenomena yang diantisipasi meliputi cuaca berawan tebal, hujan ringan hingga lebat, serta hujan disertai petir.
Gelombang tinggi juga masih berlangsung di perairan selatan Jawa Tengah mencapai 2,5-4 meter, sedangkan di perairan utara setinggi 0,5-1,25 meter.
Waspadai gelombang tinggi di perairan selatan, karena berisiko terhadap kegiatan pelayaran seperti kapal nelayan, tongkang, kapal barang dan penumpang.
Cuaca ekstrem kembali berpotensi di tujuh daerah di Jawa Tengah yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo dan Bumiayu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved