Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pengembangan Pariwisata Inklusif di Labuan Bajo Flores Melalui Bahasa Isyarat

Marianus Marselus
21/10/2024 14:14
Pengembangan Pariwisata Inklusif di Labuan Bajo Flores Melalui Bahasa Isyarat
Komunitas Belajar Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) Labuan Bajo.(MI/Marianus Marselus)

 

KEMENTERIAN Pariwisata RI melalui  Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) berkolaborasi dengan Komunitas Belajar Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) Labuan Bajo  menggelar Community Talk sebagai upaya pengembangan Pariwisata Labuan Bajo yang Inklusif.

BPOLBF ingin mewujudkan teman tuli dapat akses peluang kerja di sektor pariwisata yang kian moncer di Labuan Bajo. Kegiatan ini juga sejalan dengan upaya BPOLBF untuk menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata yang ramah bagi semua kalangan.

Plt. Direktur Utama BPOLBF Fransiskus Xaverius Teguh mengatakan, Komunitas Bisindo memberi peluang untuk menciptakan dan menyatukan keberagaman dalam pengembangan pariwisata di Labuan Bajo.

"Komunitas Bisindo dapat memberi akses teman-teman tuli dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia kerja menjadi lebih mudah sehingga menambah karakter baru, keunikan, dan kekayaan sumber daya di dunia Pariwisata Labuan Bajo," kata Frans, Senin (21/10).

Frans menambahkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan bahasa isyarat adalah upaya menciptakan kesetaraan dalam dunia profesional dan hal ini sejalan dengan pembangunan pariwisata yang inklusif di Labuan Bajo Flores.

"Kemampuan untuk berkomunikasi dengan bahasa isyarat tidak hanya memperkaya kemampuan komunikasi masyarakat, tetapi juga membuka pintu bagi individu tuli untuk berpartisipasi lebih aktif dalam dunia profesional dan ini juga merupakan salah satu langkah memperkaya sumber daya manusia dalam kepariwisataan kita," ungkapnya.

Sementara itu, Komunitas Bisindo Labuan Bajo sendiri baru berdiri sejak September 2024 ini dan mulai mengawali langkah kecilnya  dengan mengajak semua orang untuk memposisikan dirinya setara dan inklusif.

"Awal berdirinya komunitas ini di Jakarta, dan setelah itu saya pindah ke Labuan Bajo. Komunitas ini dibangun untuk membantu teman-teman bisa belajar Bisindo karena menurut kami Bisindo itu penting untuk komunikasi dengan teman-teman tuli sehingga mereka mendapatkann kemudahan akses ke tempat pariwisata," ujar Ketua Komunitas Tuli Labuan Bajo, Ermelinda Salju, Senin (21/10).

Salju juga berharap, terbentuknya komunitas Bisindo ini dapat menjadi peluang bagi  teman-teman bisu tuli dalam akses pekerjaan. Komunitas Bisindo Labuan Bajo, mengharapkan semakin banyak orang tergerak untuk belajar bahasa isyarat agar dapat mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata inklusif.

"Harapannya semakin banyak orang yang sadar dan tergerak untuk belajar bahasa isyarat sebagai bagian dari upaya mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata yang inklusif, yang dapat diakses dan memberi kesempatan yang sama bagi semua orang dan semua kalangan khususnya kaum bisu tuli," pungkasnya. (N-2).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya