Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Warga Desa Pluneng Meriahkan Kirab Budaya Syukuran Banyu

Djoko Sardjono
20/10/2024 11:41
Warga Desa Pluneng Meriahkan Kirab Budaya Syukuran Banyu
Kirab budaya syukuran banyu di Desa Pluneng(MI/Djoko Sardjono)

WARGA Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah, memeriahkan kirab budaya syukuran banyu (air) 2024, pada Sabtu (19/10). Kirab dengan tema ngrumat banyu kanggo panguripan itu diikuti 10 RW, masing-masing menampilkan tumpeng nasi kuning dan gunungan hasil bumi desa tersebut.

Tumpeng dan gunungan dikirab mulai dari Gedung Seni Budaya menuju Umbul Tirto Mulyani dan finis di Umbul Tirto Mulyono, dengan panjang rute sekitar dua kilometer. Kirab syukuran banyu ke-10 tahun ini dilepas oleh Kepala Desa Pluneng, Wahyudi, dan diawali peserta kelompok perangkat desa dan badan perwakilan desa (BPD).

Tradisi kirab budaya syukuran banyu Desa Pluneng, merupakan salah satu wujud syukur masyarakat kepada Allah atas limpahan berkah air di desa tersebut.

“Kirab budaya syukuran banyu digelar pemerintah desa, yakni sebagai upaya pelestarian dan pengenalan tradisi budaya ini kepada generasi penerus,” kata Wahyudi. 

Ada empat sumber mata air di Desa Pluneng, di antaranya Umbul Tirto Mulyani dan Umbul Tirto Mulyono yang menjadi destinasi wisata unggulan desa tersebut. Sumber mata air di Desa Pluneng, tidak pernah kering di musim kemarau. Karena itu, ucap Wahyudi, berkah air yang melimpah untuk masyarakat ini patut disyukuri.

“Kirab budaya syukuran banyu ini harus kita lestarikan, yakni dalam rangka memelihara dan menjaga potensi alam berupa sumber mata air ini bagi kehidupan manusia,” imbuhnya.

Sementara itu, Lanjar Puryanto, budayawan mantan Sekretaris Desa Pluneng, mengatakan, kirab budaya syukuran air ini diikuti seluruh warga desa. Mereka, melalui RW masing-masing, menampilkan potensi hasil bumi desa yang dirangkai dalam bentuk tumpeng nasi kuning lengkap dengan ingkung dan gunungan.

Peserta kirab budaya mengenakan pakaian lurik dan adat kejawen, masing-masing menampilkan atraksi tari atau joget bersama yang unik dan menarik di depan dewan juri yang terdiri dari seniman, budayawan, dan akademisi. Pemenang diumumkan pada pentas wayang kulit, Kamis (24/10).

Kegiatan kirab budaya yang finis di Umbul Tirto Mulyono itu diakhiri dengan makan bersama Bupati diwakili Kepala Disbudporapar dan paslon Bupati dan Wakil Bupati Hamenang-Benny. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya