Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
SEORANG peneliti pada Laboratorium Ilmu dan Teknologi Daging, Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM), Christina Yuni Admantin, S.T.P., M.Sc., membuat terobosan dengan membuat inovasi terbaru terkait deteksi cepat kandungan babi pada produk makanan olahan berbasis daging seperti bakso.
Alat tersebut diberi nama Porcine detection kit yakni sebuah alat yang mampu mendeteksi secara cepat keberadaan kandungan babi dalam produk makanan.
Menurut Tina, panggilan akrabnya, alat ciptaannya itu dapat mengenali adanya kandungan babi pada daging olahan dalam hitungan menit. "Dengan alat ini, kita dapat mendeteksi keberadaan kandungan babi dalam waktu singkat, hanya sekitar 5-10 menit," kata Tina, Rabu (16/10).
Selain cepat, jelasnya, pengoperasian alat ini relatif mudah dan praktis sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas. Hal ini berbeda dengan metode deteksi yang ada selama ini yang biasanya menggunakan teknik biologi molekular seperti PCR yang pengoperasiannya relatif lebih rumit dan memerlukan keahilan khusus.
Prinsip pengujian dengan porcine detection kit ini, lanjut dia, didasarkan pada prinsip imunokromatografi. Mirip dengan test pack kehamilan, kit ini menunjukkan dua garis merah apabila suatu produk makanan terindikasi mengandung babi.
Antigen dalam sampel diikat oleh antibodi yang sangat spesifik pada strip uji, membentuk kompleks antigen-antibodi. Strip uji juga mengandung pewarna untuk menandai mikropartikel antigen yang terikat oleh sampel antibodi.
"Saat antigen babi berikatan dengan antibodi pada alat, akan muncul dua garis merah yang menunjukkan hasil positif. Prinsip kerjanya serupa dengan tes kehamilan," jelas peneliti di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Daging Fakultas Peternakan, UGM, ini.
Tina menjelaskan timnya berencana melakukan penelitian agar dapat memproduksi alat tersebut secara mandiri dan di kemudian hari dapat diproduksi secara massal dengan harga yang terjangkau sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengaksesnya.
"Kami berharap pengembangan alat ini dapat memberikan solusi cepat bagi masyarakat dan pelaku usaha untuk memastikan kehalalan produk makanan yang dikonsumsi,” tambahnya. (N-2)
DUA peneliti asal Indonesia, Hery Sutanto dan Aulia Arif Iskandar, mencatat prestasi nasional melalui karya inovatif di bidang pangan dan kesehatan
Sesar di Semarang ini sudah pasti ada dan sudah pasti aktif karena ditemukan batuan ataupun endapan yang jadi indikatornya.
Penelitian ini membuka peluang baru dalam pengembangan bahan biomimetik yang lebih kompatibel dengan sistem biologis.
Sebanyak 60 dosen dan peneliti universitas hadir dalam workshop Advancing A.I. Capacity in Indonesian Universities, yang dilaksanakan pada 26–27 Juli 2025 di Perpustakaan Nasional.
Inovasi yang diusung adalah Biscatur (Biskuit Cangkang Telur) yang diformulasikan untuk membantu pencegahan stunting pada anak-anak dan osteoporosis pada orang dewasa.
Menciptakan tes berbiaya rendah dinilai sangat penting karena dapat mempermudah pemeriksaan tahunan untuk penyakit Alzheimer
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved