Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
SUDAH lebih dari 9 tahun berlalu, tetapi Ahmad Subarkah masih ingat aktivitas kesehariannya. Hampir setiap hari, ia datang lebih awal ke kantor CV Family Herbal sebelum karyawan datang. Ia tak segan menyapu ruangan kantor milik kakaknya, Mukit Hendrayatno.
Barkah tidak segan mengangkat dan mengangkut barang-barang ke perusahaan pengiriman, JNE yang dipercaya untuk mendistribusikan kepada konsumen. Sebuah proses yang membutuhkan perjuangan terutama saat awal menggeluti usaha dan tidak instan.
Sebagai UMKM berbasis pemasaran digital, pekerjanya sekitar 10 orang. Di tahun itu, mereka jualan melalui google ads dan facebook ads, dengan harga Rp1.000 hingga Rp2.000. Family Herbal memasarkan produk herbal bekerja sama dengan CV Bumi Wijaya yang merupakan usaha produk herbal.
Baca juga : JNE Gelar Ngajak Online di 10 Kota, Tingkatkan Potensi UMKM
"Bumi Wijaya mendapat dukungan dari Loka Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Purwokerto. Kebetulan CV ini juga dibangun Pak Mukit berkolaborasi dengan Pak Tatang yang juga pengusaha asal Cilacap. Bumi Wijaya didirikan saat situasi yang tidak menguntungkan. Karena waktu itu di Cilacap lagi ramai-ramainya produk jamu berbahan kimia obat (BKO)," jelasnya saat ditemui Media Indonesia, pekan lalu.
Bumi Wijaya menjadi usaha untuk me-rebranding jamu produksi Cilacap yang ketika itu terpuruk karena terkenal dengan BKO. Salah satu produk yang dihasilkan adalah herbal berbahan baku ikan, madu dan sidat.
"Produk herbal yang dihasilkan berbasis bahan-bahan lokal khususnya Cilacap. Jelas, ikan melimpah di Cilacap. Sidat juga banyak dibudidayakan. Sementara untuk madu berasal dari beberapa daerah," ungkapnya.
Baca juga : Produk Unggulan UMKM Binaan AMANAH Ramaikan Pesta Rakyat di Banda Aceh
Guna mendukung citra baru jamu yang betul-betul berbahan baku herbal, pihaknya berinisiatif untuk membentuk organisasi. Namanya disepakati Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI) yang eksis sampai sekarang.
"Kami ingin Cilacap menjadi daerah penghasil jamu alami. Untuk itulah produk jamu yang dihasilkan harus terus dijaga supaya citra jamu alami benar-benar terjaga," tegasnya.
Barkah menguatkan citra jamu alami, PPJAI juga membuat gebrakan besar dengan menyelenggarakan event meminum jamu terbanyak dan tercatat di rekor MURI di tahun 2018. "Sejak 2015, kami berusaha membangun citra jamu. Produk-produk yang dihasilkan juga inovatif. Nah, untuk meningkatkan penjualannya, maka digital marketing diperkuat."
Baca juga : Penguatan Hulu Industri Umrah dan Haji Dipercaya Bisa Menekan Biaya
Usaha bisa berjalan dengan baik karena produk-produk herbal ternyata diterima pasar. Untuk menggenjot agar perusahaan lebih maju lagi di dunia digital marketing, maka pemilik mendatangkan para ahli yang direkrut dari berbagai kota besar seperti Jakarta dan Bandung untuk mengembangkan organisasi yang lebih besar.
"Saya diminta sama Pak Mukit untuk membangun perusahaan lebih besar, karena potensinya bagus. Usaha lama tetap dipertahankan sebagai bagian dari unit usaha," jelasnya.
Baca juga : Program Makan Bergizi Gratis Harus Dongkrak Agroindustri Pedesaan
Tahun 2019, dirinya mulai merintis pendirian sebuah usaha yang lebih besar dengan nama PT Ethos Kreatif Indonesia. Usaha awal yakni Family Herbal masih tetap dipertahankan. Mengawali jalan, perusahaan hanya memiliki sekitar 50 pekerja.
"Alhamdulillah, perusahaan terus bagus kinerjanya. Digital marketing-nya makin maju, sehingga penjualan produknya juga kian meningkat. Tahun 2019-2020, omzet dalam sebulan telah mampu menembus Rp1 miliar hingga Rp2 miliar," kata Barkah, Direktur Human Capital Management and Support Service di Ethos.
Produk-produk herbal yang dijual di antaranya adalah susu etawa, ubi irut, madu dan lainnya. Pemasarannya juga hampir ke seluruh Indonesia mulai dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan lainnya.
Karyawan yang semula 50 orang bertambah menjadi 600-an di tahun 2021. Setahun kemudian tembus 1.000 pekerja. Kini, Ethos memiliki 1.500 karyawan, 70% di antaranya adalah generasi Z. Sampai sekarang omzet per bulan mencapai miliaran, kadang belasan miliar.
"Para generasi Z ini bekerja berbasis digital. Mereka membuat konten untuk media sosial semacam facebook, IG dan TikTok. Bahkan, ini ada divisi live, karena penjualan saat sekarang lebih interaktif dengan live. Konsumen bisa langsung berinteraksi dengan menanyakan kandungan herbal, perizinan sampai harga. Semuanya akan dilayani oleh tim," ujar Barkah yang menjelaskan tahun 2024 Ethos mendapat apresiasi dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Cilacap karena ketaatan membayar pajak.
Tidak hanya itu, Ethos memiliki mitra dari berbagai daerah yang jumlahnya mencapai 20 ribu. "Ini adalah upaya untuk menggerakkan sektor riil. Karena kami bermitra dengan petani irut, peternak lebah madu, pembudidaya sidat, dan lainnya," katanya.
Perkembangan perusahaan yang demikian pesat juga didukung dengan pengiriman yang handal. "Kami tidak mungkin melepaskan kerja sama dengan JNE. Apalagi, sudah hampir 10 tahun menjalin kemitraan. Kalau bicara sekarang dengan kompetisi yang begitu ketat, JNE masih tetap andalan," tegasnya.
Secara terpisah, Branch Manager JNE Cilacap Bagus Indra Zulfikar mengatakan sudah sekitar 10 tahun JNE menjalin kerja sama. "Kami tahu betul pasang surutnya. Dari usaha kecil kini telah menjadi besar. Di Cilacap saja, JNE rata-rata mengirimkan sekitar 1.000 paket. Bahkan, pernah dalam sehari antara 400-500 pengiriman. Ini dari Cilacap saja. Karena Ethos mempunyai mitra di sejumlah daerah, maka jika dijumlahkan secara keseluruhan, JNE mengirimkan hampir 6.000 paket setiap harinya dan cukup besar di Indonesia," jelasnya.
Kerja sama ini membuktikan JNE terus mendorong UMKM yang ada di daerah agar terus berkembang semakin besar, contohnya adalah Ethos Kreatif Indonesia. "JNE akan ikut mendorong dan bahkan memfasilitasi UMKM. Tidak hanya kerja sama pengiriman semata, melainkan juga menyediakan tempat untuk workshop juga," katanya.
Barkah mengatakan sebagai perusahaan, pihaknya tidak pernah lepas menyalurkan dana CSR. Ethos memberikan dana CSR kepada Yayasan Amal Bunda. Ada kegiatan papan sedekah sayur yakni menyediakan sayuran kepada warga, pengobatan gratis untuk manula, membina yatim piatu dan sebagainya.
"Intinya dana CSR kami salurkan untuk kegiatan yang tepat dan bermanfaat," katanya.
Dana CSR lainnya digelontorkan untuk kegiatan Digital Marketing Bootcamp dengan membuka kelas advertiser, content web marketing dan customer service. Kegiatan ini telah dimulai sejak November 2020. Sampai Juni 2024, Digital Marketing Bootcamp sudah berhasil melaksanakan sebanyak 34 batch kelas advertiser, 11 batch kelas content web marketing dan satu batch customer service dengan total lebih dari 800 peserta.
Salah satu peserta dari Digital Marketing Bootcamp yang kini menjadi advertiser bidang marketing dan sales Ethos, Anggi Gian Saputra, mengatakan kegiatan bootcamp tersebut sangat membantu bagi generasi Z.
"Karena di sini dibekali dengan pengetahuan khususnya pemasaran digital," ungkap Anggi yang merupakan sarjana Kesehatan Masyarakat Undip Semarang tersebut.
Ia mengaku tertarik karena ada pengetahuan yang ia peroleh, apalagi untuk mengikuti bootcamp tidak membayar sama sekali. "Pelatihan sampai 1,5 bulan secara intensif seperti karyawan Ethos. Bagi yang terpilih, nantinya bisa direkrut menjadi karyawan Ethos. Terus terang saya suka kerjaan seperti ini meski sebelumnya tidak pernah diajarkan sewaktu kuliah karena jurusannya berbeda," katanya.
Apa yang dilaksanakan Ethos juga menarik perhatian JNE. Bagus Indra mengatakan bahwa ke depannya mungkin saja kerja sama dengan Ethos tidak hanya soal pengiriman barang semata.
"Barangkali nanti ada kegiatan yang bisa disinergikan bersama. Intinya, kami mendukung terus pelaku usaha dan perusahaan untuk terus lebih baik dan tentunya bermanfaat untuk semuanya," tambahnya.
Ethos adalah contoh bagaimana membangun usaha dari kecil dan sekarang kian berkembang dan menasional. Mereka punya cita yang lebih tinggi lagi agar semakin mendunia. (Z-3)
JNE kembali menggelar JNE Content Competition 2025 sebagai wadah serta upaya kolektif dalam mengembangkan semangat kreativitas.
Berdasarkan informasi yang didapat, paket barang di dalam truk ekspedisi JNE mencapai ratusan jumlahnya.
Melesat Sat Set bermakna kecepatan, ada kekuatan di situ, semangat, dan ada komitmen. JNE berkomitmen untuk selalu memberi layanan yang terbaik kepada masyarakat.
Penyelenggaraan acara JLC Member Gathering bertujuan mengapresiasi para member yang telah konsisten mempercayakan JNE sebagai jasa pengirimannya.
JNE sebagai official logistic partner turut berkontribusi dalam kesuksesan Konser Sheila on 7 bertajuk Tunggu Aku di Bandung
JNE sebagai perusahan logistik nasional berkomitmen untuk terus melaksanakan berbagai program tanggung jawab sosial salah satunya dalam pelestarian kebudayaan tradisional
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved