Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Jelang Tahun Ajaran Baru, Permintaan Perlengkapan Sekolah Naik 3 Kali Lipat

Heri Susetyo
10/7/2024 23:10
Jelang Tahun Ajaran Baru, Permintaan Perlengkapan Sekolah Naik 3 Kali Lipat
Seorang wanita mencoba seragam sekolah baru kepada putrinya sebelum dibeli di salah satu toko di Pasar Blauran.(Antara)

MENJELANG dimulainya tahun ajaran baru, para perajin perlengkapan sekolah di Kampung Topi Desa Punggul Kecamatan Gedangan Sidoarjo, kebanjiran pesanan dari berbagai kota. Didukung pemasaran lewat media sosial, pesanan perajin melonjak hingga tiga kali lipat.

Juni, Juli, dan Agustus adalah puncak pesanan seragam serta perlengkapan sekolah lainnya, yang dirasakan perajin di Kampung Topi. Sebab saat ini adalah waktu akan dimulainya tahun ajaran baru siswa sekolah.

Peningkatan permintaan itu tidak hanya seragam sekolah dan olahraga, namun juga berbagai perlengkapan atau atribut sekolah. Seperti topi, dasi, kaos kaki, badge dan atribut lainnya.

Baca juga : Liburan Usai, Ratusan Calon Siswa Baru Padati Sekolah

Kenaikan permintaan pesanan tersebut mencapai tiga kali lipat, dan kebanyakan justru dari luar Sidoarjo. Seperti pesanan dari Bali, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT, Papua dan lainnya.

Lonjakan pesanan itu juga didukung pemasaran yang dilakukan secara online melalui media sosial. Maka tidak mengherankan, para perajin di Kampung Topi ini, banyak yang lembur saat jelang dimulainya tahun ajaran baru.

"Kalau kita bulan 11 sudah mulai garap untuk langganan, tapi ramai-ramainya itu bulan 6,7,8 sampai 17 Agustus, kebanyakan minta seragam lengkap kaos olah raga atribut sekolah, setiap tahun ada peningkatan, sekarang online jadi lebih ramai, dulu cuma pasok pasar," kata salah satu perajin Abdul Fuad, Rabu (10/7).

Baca juga : Hamas Serukan Aksi Protes Global atas Serangan Israel di Sekolah al-Awda

Di tengah eksistensi para perajin di kampung tapi ini, mereka ternyata menghadapi kesulitan mendapatkan tenaga penjahit. Lantaran generasi muda di kawasan Kampung Topi tidak memiliki keahlian menjahit.

"Mereka sebagian besar memilih memasarkan produk seragam saja," kata Kepala Desa Punggul Fathur Rochman.

Meskipun namanya Kampung Topi, di desa ini ternyata tidak hanya memproduksi topi. Aneka perlengkapan sekolah juga diproduksi di sana



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya