Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
WARGA lereng Gunung Merapi di Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu malam (6/7/2024), menggelar tradisi peringatan malam tanggal satu di Bulan Suro dalam penanggalan Tahun Jawa, atau tanggal 1 Muharam Tahun Hijriah. Tradisi malam satu suro di lereng timur Gunung Merapi ini ditandai dengan persembahan atau sesaji kepala kerbau, yang akan dilarung atau dilempar ke puncak kubah atau kawah Gunung Merapi.
Berada di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut (MDPL), upacara tradisi larung sesaji kepala kerbau diawali dengan arak-arakan warga berpakaian adat Jawa. Selain sesaji kepala kerbau, tradisi yang tepatnya berlangsung di Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah ini juga menyajikan beragam hasil bumi untuk diarak menuju puncak acara.
Hasil bumi yang disajikan dalam bentuk gunungan, antara lain nasi jagung, sayur mayur, buah-buahan, dan aneka makanan lokal yang terbuat dari hasil pertanian di lereng timur Gunung Merapi ini. Tradisi yang terlah berlangsung sejak tahun 1991 ini dikemas sebagai salah satu destinasi wisata oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali.
Baca juga : Merti Lobe-Lobe, Cara Warga Lereng Merapi Jaga Keseimbangan Alam
Segenap pejabat dan jajaran di Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kabupaten Boyolali tampak hadir mengikuti upacara.
Salah seorang tetua adat warga lereng Merapi di Desa Lencoh, Paiman Hadi Margono menjelaskan, tradisi sesaji atau sedekah kepala kerbau memang dilaksanakan pada malam tanggal satu di Bulan Suro dalam penanggalan Tahun Jawa, atau tanggal 1 Muharam Tahun Hijriah. Tradisi ini merupakan ungkapan syukur warga lereng Merapi, atas hasil pertanian yang melimpah dan telah terbukti mampu menghidupi warga sejauh ini.
Sesaji kepala kerbau juga bermakna sebagai simbol tolak balak atau bencana. Dengan sesaji kepala kerbau yang nantinya dilarung atau dilempar ke puncak kubah atau kawah Gunung Merapi, diharapkan bisa menjauhkan warga yang tinggal di lereng gunung dari ancaman bahaya erupsi atau letusan Gunung Merapi.
Setelah dilakukan upacara ritual, sesaji kepala kerbau dibawa ke puncak gunung oleh sebanyak 10 warga yang telah dipilih. Sementara, sesaji hasil pertanian lainnya dibagikan ke ribuan warga yang hadir di lokasi upacara tradisi berlangsung.
(Z-9)
"Tahun Baru Islam tetap 1 Muharam 1443 H, bertepatan 10 Agustus 2021 M. Hari liburnya yang digeser menjadi 11 Agustus 2021 M," tegas Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin
Salah satu spirit hijrah dalam konteks pandemi yaitu menerapkan protokol kesehatan dan disiplin 5M.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak umat Islam untuk memperkuat spirit hijrah dan semangat gotong royong dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Kehadiran tahun baru Islam dengan semangat hijrah tentu bagi kaum muslimin bukan hanya sekadar ritual, seremonial dari pergantian waktu, tetapi memiliki semangat kesejarahan dan keagaaman
"Mari kita masuki tahun baru Hijriah dengan penuh harapan, doa dan keyakinan. Semoga Allah Subhanahu Wataala senantiasa memberkahi dan melindungi bangsa Indonesia."
Hijrah di masa pandemi memang berbeda dengan hijrah pada zaman Rasulullah. Tetapi, tujuannya tetap sama yakni menuju kehidupan yang lebih baik, lebih sehat, lebih bermanfaat dan produktif.
Malam 1 Suro 2025, yang dikenal juga sebagai malam Tahun Baru dalam penanggalan Jawa, akan jatuh pada Kamis malam, 26 Juni 2025, dimulai setelah waktu Maghri
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved