Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 yang terjadi di kedalaman 11 kilometer Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat, Selasa (9/4), tidak berpotensi tsunami.
"Gempa terjadi pada Selasa sekitar pukul 09.02.53 WIT. Pusat gempa 42 kilometer tenggara Ransiki. Tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan tertulis, Selasa.
Dia menjelaskan bahwa gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Sorong-Yapen (segmen laut) dengan mekanisme pergerakan geser.
Baca juga : Papua Barat Diguncang Gempa 4,9 Magnitudo, tidak Berpotensi Tsunami
Getaran gempa terasa di Ransiki dengan skala intensitas III-IV MMI, yakni dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah. Sementara, di daerah Manokwari gempa terasa dengan skala intensitas III MMI atau getaras terasa nyata dalam rumah.
Kemudian daerah Biak, Serui, Wondama, guncangan terasa dengan skala intensitas II-III MMI, serta wilayah Nabire dengan skala intensitas II MMI, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Hingga pukul 09.20 WIT, berdasarkan hasil monitoring BMKG, belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan. Kendati demikian, masyarakat diimbau tetap waspada dan tenang.
BMKG meminta agar masyarakat menghindar dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa, dan tidak terpengaruh dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. (Ant/Z-11)
SEJAK tsunami Pangandaran pada 2006, tim peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN menyimpulkan bahwa tsunami raksasa di selatan Jawa memang pernah terjadi berulang. R
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah pesisir untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa dan tsunami yang dapat terjadi kapan saja.
KEKHAWATIRAN akan tsunami besar di wilayah Pasifik mulai mereda pada Rabu (30/7), setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,8 mengguncang wilayah terpencil di Semenanjung Kamchatka, Rusia.
Pemerintah Jepang hingga saat ini masih belum mengakhiri peringatan tsunami imbas gempa Rusia dengan magnitudo 8,8 yang terjadi pada Rabu, 30 Juli 2025.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada Rabu (30/7) malam, resmi mengakhiri peringatan tsunami yang sebelumnya dikeluarkan pascagempa Kamchatka di Rusia.
GEMPA bumi yang terjadi di Kamchatka, Rusia sebesar Magnitudo 8,7 dapat meminimalisir jumlah korban didukung karena sistem peringatan dini yang sangat baik.
BMKG memperingatkan potensi cuaca ekstrem pada Jumat, 22 Agustus 2025.
DIREKTUR Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa bumi di sekitar sesar aktif.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, hingga Kamis (12/8) pagi, ada 13 gempa susulan yang mengguncang wilayah Jawa Barat.
Gempa bermagnitudo 4,7 yang mengguncang Jawa Barat pada Selasa malam (20/8) dipastikan berasal dari aktivitas Segmen Citarum.
Warga DKI Jakarta dan sekitarnya yang beraktivitas di ibu kota masih diimbau untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca pada hari ini, Kamis 21 Agustus 2025.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk Kamis, 21 Agustus 2025. Sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan akan dilanda hujan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved