Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Hingga Akhir Bulan, Cuaca Ekstrem Mengancam Jateng

Lilik Darmawan
26/2/2024 10:33
Hingga Akhir Bulan, Cuaca Ekstrem Mengancam Jateng
Sejumlah warga memancing ikan di Rowo Jombor yang diselimuti awan gelap di Klaten, Jawa Tengah, Rabu (16/11/2022).(ANTARA/ALOYSIUS JAROT NUGROHO)

CUACA esktrem tetap mengancam sebagian wilayah di Jawa Tengah (Jateng) hingga akhir Februari mendatang. Daerah diminta untuk waspada menghadapi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, petir dan kilat serta angin kencang.

Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Yoga Sambodo mengatakan bahwa hingga akhir Februari, masih ada potensi cuaca ekstrem. "Cuaca ekstrem ditandai dengan hujan deras yang disertai petir serta angin kencang. Ini perlu diwaspadai oleh masyarakat di sejumlah wilayah di Jateng," jelasnya pada MInggu (25/2).

Menurutnya, cuaca ekstrem berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Baik itu banjir, longsor, tanah bergerak atau angin kencang. Ada beberapa daerah yang perlu waspada. Misalnya pada Senin (26/2), daerah yang harus siap siaga adalah Banjarnegara, Banyumas, Batang, Blora, Boyolali, Brebes, dan Cilacap.

Baca juga : Potensi Cuaca Ekstrem masih Terjadi di Sejumlah Daerah di Jateng

"Daerah lainnya adalah Demak, Grobogan, Jepara, Pati, Kudus, Karanganyar, Kendal, Klaten, Kabupaten dan Kota Magelang, Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Purbalingga, Rembang, Salatiga, Kabupaten Semarang, Sragen, Sukoharjo, Surakarta, Kab. Tegal, Temanggung, Wonogiri, Wonosobo, dan sekitarnya," ujarnya.

Dijelaskan oleh Yoga, daerah yang hampir sama juga masih terancam bencana hidrometeorologi pada hari berikutnya.

"Untuk Selasa (27/2), daerah yang harus waspada adalah Banjarnegara, Banyumas, Batang, Blora, Boyolali, Brebes, Demak, Grobogan, Jepara, Pati, Kudus, Karanganyar, Kendal, Klaten, Kabupaten dan Kota Magelang, Kabupaten Pekalongan, Purbalingga, Purworejo, Rembang, Salatiga, Kabupaten  Semarang, Sragen, Sukoharjo, Surakarta, Kabupaten Tegal, Temanggung, Wonogiri, Wonosobo, dan sekitarnya," paparnya.

Menurut Yoga, cuaca ekstrem terjadi akibat adanya aktivitas Monsun Asia berpengaruh terhadap peningkatan massa udara basah di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator, termasuk sekitar wilayah Jateng."Juga ada daerah konvergensi dan belokan angin terpantau di sekitar Jateng serta labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal," katanya. (Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya