Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BADAN Meteorologi Klimatiologi dan Geofisika (BMKG) menemukan adanya sesar aktif baru di wilayah Sumedang, Jawa Barat bernama Sesar Sumedang. Berdasarkan analisis yang dilakukan, sesar tersebut merupakan pemicu dari gempa 4,8 magnitudo yang terjadi di Sumedang pada 31 Desember 2023 lalu.
“Patahan yang teridentifikasi belum terpetakan. Maka sesuai dengan analisis data seismisitas BMKG, patahan tersebut karena melewati Kota Sumedang maka disebut sebagai Sesar Sumedang,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual, Senin (8/1).
Seperti diketahui, pada 31 Desember 2023 pukul 20.34 WIB, terjadi gempa di wilayah Sumedang dengan kekuatan 4,8 magnitudo. Sebelum itu, ada sejumlah gempa yang mengawali, yakni pada pukul 14.35 WIB dengan kekuatan 4,1 magnitudo dan pada pukul 15.38 WIB dengan kekuatan 3,4 magnitudo. Adapun, berdasarkan data BPBD Jawa Barat, gempa tersebut mengakibatkan 10 orang luka-luka dan 138 rumah di wilayah Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung rusak.
Baca juga: Fenomena El Nino di NTT bakal Berlanjut sampai April 2024
Berdasarkan hasil pemetaan, sumber gempa tersebut berasal dari Sesar Sumedang yang memiliki dua segmen dengan panjang masing-masing sekitar 2 kilometer.
Menurut Dwikorita, wilayah Kabupaten Sumedang memang merupakan wilayah rawan gempa. Hal itu disebabkan karena adanya zona tumbukan lempeng Indo Australia dan lempeng Eurasia di Suamudra Hindia, serta adanya beberapa sesar aktif di daratan yang telah terpetakan sebelumnya, Seperti sesar Cimandiri, sesar Cugenang, Sesar Lembang, Sesar Cipamigkis, sesar Garseia, sesar Baribis, Sesar Cicalengka, Sesar Cileunyi-Tanjungsari, Sesar Tomo, Sesar Cipeles serta beberapa sesar aktif lainnya yang belum terpetakan.
Informasi mengenai adanya sesar baru, kata Dwikorita, bukan bermaksud untuk menakut-nakuti masyarakat. Hal itu justru untuk mengantisipasi kejadian gempa selanjutnya.
“Ini untuk menjadi kewaspadaan dan kesiapan, bukan menimbulkan ketakutan. Justru untuk menenangkan. Kalau sudah tahu apa ancamannya dan di mana, risikonya seberapa besar, bisa disiapkan langkah mitigasi untuk mengurangi risiko tersebut,” beber dia.
Terkait dengan hal itu, BMKG merekomendasikan agar pemerintah daerah dan pihak terkait perlu melakukan evaluasi rencana tata ruang wilayah Kabupaten Sumedang dengan mempertimbangkan peta zona bahaya gempa bumi serta pelamparan sesar aktif, evaluasi dan penerapan building code berdasarkan peta mikrozonasi berbasis peak ground acceleration (PGA).
Selain itu edukasi dan sosialisasi kebencanaan yang berkesinambungan, terkait potensi bencana gempa bumi maupun bahaya ikutannya, serta potensi bencana hidrometeorologo. “Dalam hal itu BMKG siap untuk terus mendukung program edukasi tersebut,” imbuh Dwikorita.
Baca juga: BMKG: Jabodetabek akan Dilanda Hujan Deras dan Cuaca Ekstrem hingga 10 Januari
Ia juga mengimbau agar pemerintah terus mendampingi dan mengingatkan masyarakat agar jangan terpengaruh isu-isu yang tidak jelas tentang gempa bumi dari sumber yang tidak jelas. “Masyarakat diimbau untuk memonitor perkembangan informasi dari BMKG yang disampaikan melaluli berbagai media atau melalui posko utama,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Pusat Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, berdasarkan catatan, Sumedang telah mengalami gempa bumi sebanyak dua kali.
Pertama, pada 14 Agustus 1955, Sumedang pernah diguncang gempa yang menyebabkan kerusakan banyak bangunan rumah. Dalam sehari, gempa mengguncang Sumedang beberpaa kali hingga menyebabkan sejumlah bangunan mengalami kerusakan. Gempa terjadi secara tiba-tiba mengguncang pukul 10.23 WIB.
“Lalu pada 19 Desember 1972 Sumedang pernah diguncang gempa merusak. Dampak gempa kerak dangkal 4,5 magnitudo saat itu mencapai skala intensitas VI MMI, menyebabkan kerusakan banyak bangunan rumah dan longsoran di Cibunar, Rancakalong, Sumedang, Jawa Barat,” ucap dia. (Z-6)
Perlindungan sunscreen tidak bisa memproteksi seluruh badan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Disarankan untuk mengenakan pakaian yang memiliki perlindungan anti sinar UV.
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geosofika (BMKG) memprakirakan hujan akan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) dalam sepekan ke depan.
BADAN Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) akhirnya bisa memetakan sesar aktif yang menjadi pemicu gempa bumi di Kabupaten Sumedang Jawa Barat (Jabar) pada pergantian Tahun 2024.
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin memastikan bencana puting beliung di kawasan Sumedang ini tidak menyebabkan korban jiwa.
Gempa di Sumedang terjadi pada 31 Desember 2023 hingga Januari 2024.
SEBANYAK 137 rumah di Dusun Desa, Dusun Segel, Dusun Leuwihalang, Desa Mangkubumi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, tersapu angin puting beliung.
MENJADI agenda tahunan rutin, Novotel Suites Yogyakarta Malioboro kembali menyelenggarakan simulasi bencana. Setelah sebelumnya melakukan training APAR,
Horison Resort Pondok Layung Anyer memperkenalkan konsep Worry-Free Getaway, menegaskan komitmennya untuk memberikan pengalaman liburan yang aman dan nyaman bagi para tamu
BPBD Garut bersama jajaran instansi lainnya sudah melakukan upaya penanggulangan daerah terdampak gempa bumi pada Sabtu (27/4) tengah malam itu.
Upaya penanganan yang dilakukan pascabencana di Kabupaten Cianjur sangat baik.
Dampak guncangan gempa mengakibatkan bangunan rumah warga mengalami kerusakan
Dari total jumlah KK yang terdampak gempa di Desa Cipeuteuy, sebanyak 12 KK sementara ini harus mengungsi
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved