Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
BADAN Meteorologi Klimatiologi dan Geofisika (BMKG) menemukan adanya sesar aktif baru di wilayah Sumedang, Jawa Barat bernama Sesar Sumedang. Berdasarkan analisis yang dilakukan, sesar tersebut merupakan pemicu dari gempa 4,8 magnitudo yang terjadi di Sumedang pada 31 Desember 2023 lalu.
“Patahan yang teridentifikasi belum terpetakan. Maka sesuai dengan analisis data seismisitas BMKG, patahan tersebut karena melewati Kota Sumedang maka disebut sebagai Sesar Sumedang,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual, Senin (8/1).
Seperti diketahui, pada 31 Desember 2023 pukul 20.34 WIB, terjadi gempa di wilayah Sumedang dengan kekuatan 4,8 magnitudo. Sebelum itu, ada sejumlah gempa yang mengawali, yakni pada pukul 14.35 WIB dengan kekuatan 4,1 magnitudo dan pada pukul 15.38 WIB dengan kekuatan 3,4 magnitudo. Adapun, berdasarkan data BPBD Jawa Barat, gempa tersebut mengakibatkan 10 orang luka-luka dan 138 rumah di wilayah Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung rusak.
Baca juga: Fenomena El Nino di NTT bakal Berlanjut sampai April 2024
Berdasarkan hasil pemetaan, sumber gempa tersebut berasal dari Sesar Sumedang yang memiliki dua segmen dengan panjang masing-masing sekitar 2 kilometer.
Menurut Dwikorita, wilayah Kabupaten Sumedang memang merupakan wilayah rawan gempa. Hal itu disebabkan karena adanya zona tumbukan lempeng Indo Australia dan lempeng Eurasia di Suamudra Hindia, serta adanya beberapa sesar aktif di daratan yang telah terpetakan sebelumnya, Seperti sesar Cimandiri, sesar Cugenang, Sesar Lembang, Sesar Cipamigkis, sesar Garseia, sesar Baribis, Sesar Cicalengka, Sesar Cileunyi-Tanjungsari, Sesar Tomo, Sesar Cipeles serta beberapa sesar aktif lainnya yang belum terpetakan.
Informasi mengenai adanya sesar baru, kata Dwikorita, bukan bermaksud untuk menakut-nakuti masyarakat. Hal itu justru untuk mengantisipasi kejadian gempa selanjutnya.
“Ini untuk menjadi kewaspadaan dan kesiapan, bukan menimbulkan ketakutan. Justru untuk menenangkan. Kalau sudah tahu apa ancamannya dan di mana, risikonya seberapa besar, bisa disiapkan langkah mitigasi untuk mengurangi risiko tersebut,” beber dia.
Terkait dengan hal itu, BMKG merekomendasikan agar pemerintah daerah dan pihak terkait perlu melakukan evaluasi rencana tata ruang wilayah Kabupaten Sumedang dengan mempertimbangkan peta zona bahaya gempa bumi serta pelamparan sesar aktif, evaluasi dan penerapan building code berdasarkan peta mikrozonasi berbasis peak ground acceleration (PGA).
Selain itu edukasi dan sosialisasi kebencanaan yang berkesinambungan, terkait potensi bencana gempa bumi maupun bahaya ikutannya, serta potensi bencana hidrometeorologo. “Dalam hal itu BMKG siap untuk terus mendukung program edukasi tersebut,” imbuh Dwikorita.
Baca juga: BMKG: Jabodetabek akan Dilanda Hujan Deras dan Cuaca Ekstrem hingga 10 Januari
Ia juga mengimbau agar pemerintah terus mendampingi dan mengingatkan masyarakat agar jangan terpengaruh isu-isu yang tidak jelas tentang gempa bumi dari sumber yang tidak jelas. “Masyarakat diimbau untuk memonitor perkembangan informasi dari BMKG yang disampaikan melaluli berbagai media atau melalui posko utama,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Pusat Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, berdasarkan catatan, Sumedang telah mengalami gempa bumi sebanyak dua kali.
Pertama, pada 14 Agustus 1955, Sumedang pernah diguncang gempa yang menyebabkan kerusakan banyak bangunan rumah. Dalam sehari, gempa mengguncang Sumedang beberpaa kali hingga menyebabkan sejumlah bangunan mengalami kerusakan. Gempa terjadi secara tiba-tiba mengguncang pukul 10.23 WIB.
“Lalu pada 19 Desember 1972 Sumedang pernah diguncang gempa merusak. Dampak gempa kerak dangkal 4,5 magnitudo saat itu mencapai skala intensitas VI MMI, menyebabkan kerusakan banyak bangunan rumah dan longsoran di Cibunar, Rancakalong, Sumedang, Jawa Barat,” ucap dia. (Z-6)
BMKG menyebut berdasarkan citra sebaran asap di wilayah ASEAN per 27 Juli 2025 pukul 16.00 WIB asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dari wilayah Jambi tidak sampai perbatasan negara lain.
Air laut pasang (rob) juga masih berlangsung di perairan utara sekitar pukul 11.00-15.00 WIB, hal ini berdampak terjadinya banjir rob di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah.
BMKG merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Selasa 29 Juli 2025. Cuaca di seluruh kawasan ibu kota diprediksi cerah dan berawan.
BMKG merilis prakiraan cuaca untuk Selasa, 29 Juli 2025. Berbagai kondisi cuaca seperti berawan, udara kabur, hujan ringan hingga sedang
BMKG memperingatkan adanya peluang gelombang tinggi mencapai 2,5 hingga 4 meter di Perairan Pesisir Selatan, Perairan Timur dan Barat Pagai, serta Barat Sipora.
"Jadi saat wilayah yang mudah terbakar meluas, kami mohon bantuan, dukungan yang berada di Provinsi Riau benar-benar menjaga jangan sampai lahan itu terbakar,"
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa gempa bumi dirasakan warga Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur pada Jumat (18/7).
Gempa bumi 4.4 magnitudo yan terjadi berpusat di Kabupaten Pangandaran dan kedalaman 25 kilometer tidak berpotensi tsunami.
Gempa bumi berkekuatan 7,3 skala Richter mengguncang lepas pantai negara bagian Alaska, Amerika Serikat.
Gempa bermagnitudo 5,4 mengguncang gugusan Kepulauan Tokara di Prefektur Kagoshima, Jepang barat daya, pada Sabtu (5/7).RR
Badan Meteorologi Jepang (JMA) membantah keterkaitan antara rangkaian gempa bumi dan ramalan bencana yang muncul di sebuah cerita manga karya Ryo Tatsuki dengan judul The Future I Saw.
Pemerintah Jepang mulai melakukan evakuasi terhadap warganya yang tinggal di pulau-pulau barat daya akibat gempa yang terus terjadi di wilayah tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved