Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
UNTUK membantu para guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka di sekolah, tim Universitas Siliwangi, Tasikmalaya menggelar program unggulan program studi (PbM-PUPS) di SMPN 5 Tasikmalaya, Jawa Barat.
Diungkapkan Ketua Tim Pengabdian, Iis Lisnawati melalui program tersebut dan para guru diharakan dapat memahami saat kurikulum merdeka diberlakukan di semua sekolah jenjang pendidikan menengah di Tasikmalaya.
"Dalam program ini kami melalukan pendampingan sistem workshop selama dua pertemuan mulai diskusi dan presentasi serta modul ajar dan aplikasinya. Setelah itu ktia harapkan para guru yang tergabung dalam MGMP dapat mengimplementasikan kurikulum merdeka secara utuh," katanya, kemarin.
Baca juga: Strategi Kemendikbud-Ristek Bidik Ceruk Industri Kreatif Indonesia
Iis mengatakan, pengabdian bagi masyarakat melalui program unggulan program studi itu dilakukannya bersama tim antara lain anggota dari Pendidikan Bahasa Indonesia, Titin Setiartin Ruslan, Welly Nores Kartadireja, dan dari Pendidikan Sejarah dan Fasilitator Sekolah Penggerak, Laely Armiyati. Selama ini, lanjut dia pemerintah melakukan berbagai upaya dengan selalu menyesuaikan pendidikan dengan berbagai situasi, kondisi.
"Perkembangan teknologi dan digital bergerak cepat, arus informasi yang tidak terbendung menuntut pendidikan harus adaptif dan solutif terhadap perkembangan. Masalah yang muncul dari keadaan tersebut membutuhkan lulusan yang berkualitas unggul, berdaya saing tinggi, siap menghadapi tantangan global di era revolusi 4.0," katanya.
Ia mengatakan, melalui kurikulum merdeka pemerintah berupaya mewujudkan harapan tersebut. Di sisi lain para guru diharapkan bisa memahami segala komponen serta merealisasikannya secara utuh. Dari hasil survei dan analisis diketahui bahwa para guru SMP di MGMP Bahasa Indonesia masih merasa ada kesulitan terutama dalam memahami dan juga mengimplementasikan kurikulum merdeka.
"Kegiatan yang dilakukan oleh tim pengabdian diawali dengan survei tentang implementasi Kurikulum Merdeka di tingkat SMP terutama dalam menentukan langkah sebelum pelaksanaan PbM-PUPS sebanyak 170 SMP antara lain 21 SMP Negeri dan 149 SMP swasta dan baru 9 SMP menggunakan Kurikulum Merdeka yakni 6 IKM mandiri belajar, 2 IKM mandiri berubah, 1 IKM mandiri berbagi. Untuk materi tentang modul tak terlalu sulit karena pada hakikatnya Kurikulum Merdeka hampir sama dengan RPP dalam Kurikulum 2013," paparnya.
Menurutnya, dari kegiatan itu dapat disimpulkan bahwa para guru bahasa Indonesia tergabung dalam MGMP di Tasikmalaya telah memahami konsep kurikulum merdeka, khususnya aspek analisis capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran dan penyusunan modul ajar di satuan pendidikan, pembelajaran berpusat pada siswa.
"Keterpahaman peserta terhadap materi dievaluasi melalui hasil kerja mandiri tentang aspek-aspek kurikulum merdeka yang dibahas dan diharapkan para guru tergabung dalam musyawah guru mata pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia Tasikmalaya dapat mengimplementasikan kurikulum merdeka secara utuh," ujarnya. (AD/N-2)
Dukungan itu direkam dalam video yang kemudian beredar di media sosial dan pesan whatsapp.
KABUPATEN Sumedang, Jawa Barat, masih kekurangan jumlah guru ASN sekitar 2.000 orang untuk tingkat SD dan SMP. Saat ini, kekurangan itu ditanggulangi guru non ASN.
Perbuatan tersebut, dilakukan setelah bersangkutan mencuri 26 komputer di ruang labolatorium sekolah. Uangnya digunakan untuk judi online.
Pelatihan diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan kompetensi guru bahasa Indonesia.
Guru itu dihadapkan dengan sanksi kepegawaian, selain sanksi hukum yang sedang dijalaninya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved