Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bank Dunia Akui Keberhasilan Indonesia Implementasi CSA

Media Indonesia
10/10/2023 13:58
Bank Dunia Akui Keberhasilan Indonesia Implementasi CSA
Tara Sinta, Team Leader Program SIMURP dari Bank Dunia (tengah) mencicip produk olahan petani.(Ist)

BANK Dunia atau World Band mengakui keberhasilan Indonesia melakukan implementasi teknologi Climate Smart Agricuture (CSA) bagi kepentingan petani, khususnya daerah irigasi dan daerah rawa pada 24 kabupaten di 10 provinsi.

Teknologi CSA mendukung petani meningkatkan produktivitas dan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) dan Kelompok Wanita Tani [KWT] mengembangkan hilirisasi produk pertanian.

Bank Dunia mengapresiasi upaya sosialisasi dan implementasi Pertanian Cerdas Iklim atau CSA oleh Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) di Indonesia, dengan melibatkan pemerintah daerah dari tingkat desa hingga provinsi, kelompok tani, penyuluh dan stakeholders lainnya.

Baca juga: Teknologi CSA Genjot Produktivitas Gabah Lebih Banyak

Hal itu dikemukakan Tara Sinta, Team Leader Program SIMURP Bank Dunia pada Temu Tani Pertanian CSA di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (Jateng) pada Jumat (6/10) di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Gobong yang dihadiri Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mewakili Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan, Bustanul Arifin Caya.

"Bank Dunia menilai kegiatan SIMURP sangat penting untuk Indonesia terutama bagi petani. Bank Dunia juga apresiasi hasil yang dicapai Program SIMURP di Kabupaten Grobogan, khususnya peningkatan produktivitas dan hilirisasi produk dari KEP dan KWT yang beragam," kata Tara Sinta.

CSA Berdampak Positif untuk Pembangunan Pertanian

Upaya tersebut sejalan target Kementan bersama SIMURP bagi lahan pertanian di daerah irigasi dan daerah rawa pada 24 kabupaten di 10 provinsi di antaranya Grobogan, Jateng.

Kementan meyakini CSA dari Program SIMURP berdampak positif bagi pembangunan pertanian lantaran terbukti signifikan meningkatkan produktivitas produksi tanaman dan juga pendapatan petani.

Baca juga: Petani CSA Lombok Tengah Diminta Replikasi Penerapan di Luar Lokasi Program

Di tempat terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan kegiatan CSA bertujuan meningkatkan produksi dan produktivitas dan mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim.

Pendekatan CSA juga meminimalisir risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca [GRK], meningkatkan pendapatan petani, khususnya di Daerah Irigasi dan Daerah Rawa Proyek SIMURP.

"Dengan adanya SIMURP maka harus terjadi peningkatan ekonomi, peningkatkan penerapan inovasi dan adopsi teknologi yang efisien efektif, serta produksi telah dijamin oleh pasar," kata Dedi Nursyamsi.

Tara Sinta, Team Leader Program SIMURP di Bank Dunia mengakui teknologi CSA dari Program SIMURP bermanfaat bagi petani, kelompok tani [Poktan], Perkumpulan Petani Pemakai Air [P3A], Kelompok Wanita Tani [KWT], Kelembagaan Ekonomi Petani [KEP] dan petani milenial bagi peningkatan produktivitas dan hilirisasi produk pertanian.

"Hal itu sejalan tujuan Program SIMURP yakni peningkatan pendapatan dari para Penerima Manfaat SIMURP," katanya.

Baca juga: Gandeng Baznas, Kementan Kembangkan Klaster Komoditas Petani Milenial

Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mengatakan Bank Dunia mengharapkan meskipun Program SIMURP berakhir, teknologi CSA dapat disosialisasi dan diterapkan lebih luas.

"Begitu pula hilirisasi produk KWT dan KEP mampu mengakses pasar yang lebih besar," kata Sri Mulyani mengutip pernyataan Tara Sinta.

Kegiatan Temu Tani CSA di Kabupaten Grobogan, Jateng pada Jumat pekan lalu [6/10] dihadiri Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan beserta Kepala Bidang Penyuluhan, Tim Leader Program SIMURP dari Bank Dunia beserta jajarannya, Tim CPMU Ditjen SDA Kementerian PUPR, Tim dari Direktorat Irigasi dan Rawa Bappenas, Tim NPIU SIMURP dari BPPSDMP Kementan, Tim KPIU SIMURP, penyuluh, petani, Poktan, P3A, KEP dan KWT Kabupaten Grobogan. (RO/S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya