Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
WAKIL Ketua Majelis Permusyarawatan Rakyat Republik Indonesia Lestari Moerdijat mengajak seluruh mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) untuk mempelajari sejarah Aceh.
Hal itu disampaikan Lestari Mordijat dalam kuliah umumnya dengan tema "Sejarah dan Peran Aceh dalam Pembentukan NKRI" di Gedung AAC Dayan Dawood, Kampus USK, Banda Aceh, Rabu (6/9).
Ia mengatakan, sejarah telah mencatat bahwa Aceh memainkan peranan penting dalam pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahkan dirinya menilai, tidak akan pernah ada Indonesia kalau tidak ada Aceh dan Papua.
Baca juga : 681 Pesilat Berebut Kualifikasi PON Aceh di Kejurnas di Solo
"Aceh di ujung barat dan Papua di ujung timur, merupakan titik penting ada Indonesia" kata Rerie, panggilan Akrab Lestari Moerdijat.
Menurutnya, sejarah Aceh dapat disimpulkan dalam tiga pilar yaitu perjuangan, persatuan, dan kesejahteraan. Catatan sejarah menunjukkan, Aceh pada abad 5 Masehi merupakan sebuah kekuatan besar, kaya, mandiri, dan menjadi bandar perdagangan yang besar.
Baca juga : Nilai-Nilai Kebangsaan Masyarakat Aceh Modal Penting Menjawab Berbagai Tantangan
Salah satu buktinya adalah ketika itu Aceh sudah memiliki fasilitas penukaran mata uang atau money changer.
"Para pedagang dan pengelana yang mengelilingi dan berhenti di Aceh, bisa dengan mudah menukarkan mata uangnya dengan berbagai mata uang di dunia" tuturnya.
Begitu pula dengan semangat patriotisme masyarakat Aceh yang tidak perlu ditanyakan lagi. Kota Bireuen pernah menjadi Ibu Kota Republik Indonesia. Kala itu, Indonesia sudah dikatakan tidak ada lagi oleh Belanda. Lalu ada siaran Radio Rimba Raya yang mengabarkan sampai ke India bahwa Indonesia masih ada dengan Ibu Kotanya adalah Bireuen.
"Jadi Aceh, tidak bisa dipisahkan dalam sejarah perjuangan kita. Dan Aceh memainkan peranan yang penting sekali dalam terbentuknya NKRI" sebut Rerie.
Aceh juga memiliki banyak pahlawan pejuang kemerdekaan dari tangan penjajahan kolonial Belanda. Selain banyak sudah dikenal luas, tapi juga tidak sedikit yang belum diketahui secara luas.
Ada Panglima Itam (cicit Surya Paloh) yang dengan gigih berjuang agar tidak terus menerus di jajah Belanda. Dalam beberapa kisah dan cerita perang Aceh, Panglima Itam adalah seorang saudagar kaya yang rela mengorbankan hartanya demi mengusir kaum penjajahan.
Rektor USK Marwan menyambut baik kuliah umum terkait empat pilar kebangsaan Indonesia. Menurut Rektor, peran Aceh dalam pembentukan NKRI adalah fakta sejarah yang tidak boleh dilupakan begitu saja. Apalagi cerita sebelum kemerdekaan, di mana banyak pahlawan yang lahir di Aceh untuk mengusir penjajah.
"Fakta-fakta sejarah ini harus terus kita kenalkan, khususnya bagi generasi sekarang. Dengan demikian, akan tumbuhkan semangat nasionalisme dalam diri kita, sekaligus dapat menginspirasi kita untuk terus berbakti bagi negeri ini" tambah Marwan.
Dalam kegiatan ini, USK juga melakukan penandatanganan MoU dengan dengan Yayasan Sukma Bangsa. Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua Senat Akademik USK, Perwakilan Wali Nangroe, Kepala BPSDM Aceh, serta perwakilan dari Kajati, Polda, Kodam IM dan Media Grup. (Z-5)
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Pegiat HAM Perempuan Yuniyanti Chizaifah menegaskan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut tidak ada pemerkosaan terhadap perempuan etnis Tionghoa dalam tragedi Mei 1998
Djarot mengatakan penulisan sejarah seharusnya berdasarkan fakta, bukan berdasarkan kepentingan politik. Maka dari itu, ia mengingatkan agar sejarah tidak dimanipulasi.
KETUA DPR RI Puan Maharani menanggapi rencana Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan proyek penulisan ulang sejarah.
Di tengah musim tanam padi gadu (musim tanam kedua), harga gabah di Kabupaten Aceh utara, Aceh, melonjak.
TIADA perbuatan paling indah, kecuali berpuasa A'syura dan menyantuni anak yatim serta bersedekah kepada orang miskin di Hari A'syura, 10 Muharram 1447 H.
KELANGKAAN hingga tingginya harga gas elpiji 3 kilogram (kg) di kawasan Provinsi Aceh jalan terus. Sejak tiga pekan terakhir hingga Minggu (6/7), belum ada tanda-tanda membaik.
Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di Provinsi Aceh terus berlangsung. Sejak tiga pekan terakhir hingga, Minggu (6/7), belum ada tanda-tanda pasokan gas tersebut membaik.
Sesuai keadaan di lokasi sedikitnya ada tiga tahap warga setempat menanam bawang merah. Sebagian yang ditanami tahap pertama dua bulan lalu, kini sudah mulai memanen.
Hal itu mengundang perhatian publik, apakah ada permainan pasar atau kebijakan PT Pertamina mengurangi pasokan bahan bakar gas bersubsidi itu untuk masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved