Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Tekan Tengkes untuk Indonesia Unggul di Masa Depan

Media Indonesia
08/7/2023 13:26
Tekan Tengkes untuk Indonesia Unggul di Masa Depan
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo Usman Kansong.( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

PEMERINTAH menjalankan beragam cara dan pendekatan untuk menekan laju  tengkes (stunting) di Tanah Air.  Hasilnya, dalam beberapa tahun terakhir, angkanya terus menurun secara konsisten.

Data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukan angka tengkes secara nasional sudah mengalami penurunan sebesar 2,8% dari 24,4% pada 2021 menjadi 21,6% di 2022. Namun, angka ini masih di atas standar yang ditoleransi Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu di bawah 20% dan target pemerintah 14% pada 2024.

Guna mencapai target 2024, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus mendorong keterlibatan generasi muda agar memahami bahaya dan pencegahan tengkes. Pasalnya, generasi muda yang kelak akan melahirkan generasi sehat dan bebas tengkes.
 
“Untuk melahirkan generasi yang prima di masa depan, pencegahan stunting menjadi keharusan. Pemerintah saat ini terus mengurangi persentase stunting. Penanganan yang serius terhadap stunting berkorelasi terhadap lahirnya generasi yang unggul di masa depan,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo Usman Kansong, di Jakarta, Jumat (7/7).
 
Menurut Usman, generasi muda menjadi salah satu target utama dalam kampanye pencegahan tengkes di Indonesia. Oleh karena itu, Kemenkominfo terus mengamplifikasi pesan kunci cegah stunting melalui ajakan, sosialisasi, maupun edukasi kepada target khalayak muda seperti remaja perempuan, mahasiswa, serta calon pengantin khususnya di kabupaten atau kota dengan angka stunting yang masih tinggi.

“Kita berharap, dengan edukasi seputar pencegahan stunting ini, anak-anak muda kita makin memahami cara mengasuh dan merawat baduta (bawah dua tahun) agar nantinya anak-anak mereka tumbuh secara sehat, norma, dan bebas dari stunting,” jelas Usman.


Pemenuhan gizi


Sebelumnya, Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin dalam pidato sambutan Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 tahun 2023 di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan, Kamis (6/7) juga mengimbau keluarga Indonesia terus memperkaya pengetahuan tentang pemenuhan gizi dan pengasuhan anak agar optimal.

"Saya minta petugas kesehatan untuk menyediakan informasi yang mudah dipahami dan lengkap terkait hal tersebut, baik secara langsung maupun melalui portal-portal digital," kata Wapres.

Terkait hal tersebut, Kemenkominfo hingga kini terus melakukan terobosan di bidang komunikasi publik, salah satunya menggunakan media baru. Sejak 2019 Direktorat Jenderal IKP Kemenkominfo mengembangkan program Genbest (Generasi Bersih dan Sehat) sebagai sarana edukasi tengeks.
 
Melalui beragam konten digital, Genbest mendorong masyarakat dari segala usia untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam keseharian. Caranya dengan menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, serta memberikan pengetahuan kesehatan mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat.

Semua dilakukan dengan kemasan menarik dan sederhana. Genbest menggunakan berbagai kanal dan platform untuk mendiseminasikan informasi terkait stunting, mulai dari website genbest.id, Instagram, Tiktok, Youtube, hingga Twitter.

Selain itu, sejak 2017 hingga 2023 bekerja sama dengan pemangku kepentingan lain, Kemenkominfo juga telah melakukan sosialisasi secara tatap muka kepada masyarakat di 176 Kabupaten/ Kota yang menjadi lokasi prioritas intervensi stunting. Kemenkominfo juga mensosialisasikan isu stunting kepada publik melalui media mainstream seperti televisi, radio, media cetak, serta media luar ruang.

Tengkes adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 24 bulan atau dua tahun. Saat ini, percepatan penurunan tengkes menjadi prioritas pembangunan yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.


Turun signifikan

 

Sejauh ini berdasarkan SSGI 2022, sebanyak 28 provinsi sudah berhasil menurunkan angka tengkes. Untuk daerah dengan populasi terbanyak di Indonesia angka tengkes pada 2021-2022 turun.

Misalnya di Jawa Barat dari 24,5% menjadi 20,2% dan Jawa Timur 24,8% menjadi 19,2%. Selain itu, tiga provinsi mengalami penurunan angka stunting paling signifikan yaitu Kalimatan Selatan, dari 30% turun menjadi 24,6%, Kalimantan Utara dari 27% menjadi 22,1%, serta Sumatra Selatan dari 24,8% menjadi 18,6%.

Angka tengkes mendesak untuk ditekan karena Indonesia saat ini memasuki era bonus demografi, dengan penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan usia tidak produktif. Jika bonus demografi ini dapat dikelola dengan baik maka akan menjadi modal penting bagi keberhasilan pembangunan menuju 100 tahun Indonesia merdeka pada 2045.
 
Oleh karena itu Presiden Joko Widodo dalam Rapat Program Bangga Kencana, Januari 2023 lalu, mengatakan kualitas keluarga, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci bagi Indonesia untuk berkompetisi, bersaing dengan negara-negara lain. Terkait dengan hal itu, pemerintah terus mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Salah satu yang dilakukan adalah dengan menekan angka tengkes.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyatakan kondisi kependudukan Indonesia saat ini mengalami titik balik dikarenakan program Keluarga Berencana selama ini sudah sukses mengantarkan kepada TFR (Total Fertility Rate) Nasional di angka 2,14. "Sehingga tantangan tidak lagi terfokus pada pengendalian kuantitas penduduk," kata Hasto.

Menurutnya, kualitas penduduk dan kualitas keluarga memegang peranan penting dalam pemanfaatan kesempatan bonus demografi yang harus dapat ditranformasikan menjadi bonus kesejahteraan. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya