Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
MUSIM kemarau tahun ini yang diperkirakan akan lebih panjang dan dikawatirkan akan membuat batuan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah makin aus. Selain itu relief yang terpahat di dinding candi juga bisa makin kabur akibat terpapar terik matahari dengan intensitas tinggi.
"Kalau relief kondisinya masih terbaca, hanya kondisi keterawatannya memang sudah tidak seperti dulu. Dari beberapa riset yang sudah kami lakukan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan," cetus Peneliti Balai Konservasi Borobudur, Brahmantara, Rabu (14/6).
Brahmantara mengatakan, kondisi mikro dan makro climate sangat mempengaruhi kondisi batuan dan relief Candi Borobudur. Terutama kelembaban dan intensitas matahari juga bisa membuat batuan makin aus dan relief menjadi kurang jelas.
Baca juga: Bertemu Ganjar, Jokowi: Cuma Bahas Revitalisasi Borobudur
Selain itu, tutupan lahan di sekitar candi dan keseimbangan lingkungan yang semakin tidak terjaga juga masalah serius untuk kondisi Candi Borobudur. Brahmantara meminta kondisi ini harus menjadi perhatian lebih serius bagi banyak orang.
"Kalau tingkat kelembaban udara memang tidak begitu berpengaruh besar. Aka tetapi tingkat panas matahari sangat berpengaruh bikin relief makin kabur. Climate itu berpengaruh besar,"ujarnya.
Baca juga: Jokowi akan Terbitkan Perpres soal Pengelolaan Kawasan Borobudur
Tingkat kekuatan batuan semakin menurun. Lalu terjadi penggaraman dan keausan batuan.
"Kalau soal pemanfaatan memang sudah ada aturannya. Namun yang masyarakat harus tahu adalah bahwa kondisi borobudur butuh perhatian," ujarnya.
Perhatian masyarakat, lanjut Brahmantara mestinya pada isu yang lebih besar tentang Candi Borobudur sendiri. Terutama tentang kondisi keterawatan relief dan batu Candi Borobudur.
Hal ini, katanya, juga dipengaruhi konsep wisata masal yang belakangan digulirkan. Ia berpendapat, seharusnya konsep wisata di Borobudur itu menggunakan pendekatan sustainable cultural tourism sesuai dengan Piagam dari ICOMOS.
"Kalau konsep wisata ini lebih kepada quality. Namun yang jelas, saya pengen memberikan informasi ke publik bahwa Borobudur sedang tidak baik baik saja dan butuh perhatian. Terutama soal keterawatannya," kata dia. (Z-3)
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, bahkan pada malam hingga pagi hari suhu udara dapat mencapai di bawah 14 derajat celcius.
Ketidakteraturan atmosfer memicu kemunduran musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, memunculkan cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
BMKG menegaskan fenomena cuaca dingin di Indonesia bukan disebabkan Aphelion, melainkan Monsun Dingin Australia dan musim kemarau.
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
Mulai tahun depan atau 2026, puncak haji diprediksi tidak akan sepanas sekarang.
Agar tetap segar dan percaya diri beraktivitas di cuaca yang panas, Anda bisa menggunakan wewangian dengan notes fruity hingga aquatic
Cuaca ekstrem tersebut akibat gejala alam akan terjadinya peralihan musim dari kemarau ke hujan.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Klimatologi Jawa Barat menginformasikan penyebab tingginya suhu di Bogor selama Oktober 2024.
Heat stroke membuat suhu tubuh di atas 40 derajat celcius.
Para peneliti menemukan, reseptor panas menjadi aktif ketika suhu naik di atas 77 derajat Fahrenheit atau 25 derajat celcius yang nyaman.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved