Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Awas, Cuaca Panas Rusak Relief Candi Borobudur

Tosiani
14/6/2023 11:55
Awas, Cuaca Panas Rusak Relief Candi Borobudur
Kemarau berkepanjangan dikhawatirkan membuat aus dinding Candi Borobudur dan membuat reliefnya kabur.(MI/Ardi)

MUSIM kemarau tahun ini yang diperkirakan akan lebih panjang dan dikawatirkan akan membuat batuan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah makin aus. Selain itu relief yang terpahat di dinding candi juga bisa makin kabur akibat terpapar terik matahari dengan intensitas tinggi.

"Kalau relief kondisinya masih terbaca, hanya kondisi keterawatannya memang sudah tidak seperti dulu. Dari beberapa riset yang sudah kami lakukan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan," cetus Peneliti Balai Konservasi Borobudur, Brahmantara, Rabu (14/6).

Brahmantara mengatakan, kondisi mikro dan makro climate sangat mempengaruhi kondisi batuan dan relief Candi Borobudur. Terutama kelembaban dan intensitas matahari juga bisa membuat batuan makin aus dan relief menjadi kurang jelas.

Baca juga: Bertemu Ganjar, Jokowi: Cuma Bahas Revitalisasi Borobudur

Selain itu, tutupan lahan di sekitar candi dan keseimbangan lingkungan yang semakin tidak terjaga juga masalah serius untuk kondisi Candi Borobudur. Brahmantara meminta kondisi ini harus menjadi perhatian lebih serius bagi banyak orang.

"Kalau tingkat kelembaban udara memang tidak begitu berpengaruh besar. Aka tetapi tingkat panas matahari sangat berpengaruh bikin relief makin kabur. Climate itu berpengaruh besar,"ujarnya.

Baca juga: Jokowi akan Terbitkan Perpres soal Pengelolaan Kawasan Borobudur

Tingkat kekuatan batuan semakin menurun. Lalu terjadi penggaraman dan keausan batuan.

"Kalau soal pemanfaatan memang sudah ada aturannya. Namun yang masyarakat harus tahu adalah bahwa kondisi borobudur butuh perhatian," ujarnya.

Perhatian masyarakat, lanjut Brahmantara mestinya pada isu yang lebih besar tentang Candi Borobudur sendiri. Terutama tentang kondisi keterawatan relief dan batu Candi Borobudur.

Hal ini, katanya, juga dipengaruhi konsep wisata masal yang belakangan digulirkan. Ia berpendapat, seharusnya konsep wisata di Borobudur itu menggunakan pendekatan sustainable cultural tourism sesuai dengan Piagam dari ICOMOS.

"Kalau konsep wisata ini lebih kepada quality. Namun yang jelas, saya pengen memberikan informasi ke publik bahwa Borobudur sedang tidak baik baik saja dan butuh perhatian. Terutama soal keterawatannya," kata dia. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya