Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk bersama Kementerian
Koperasi UKM dan Pemerintah Kabupaten Bondowoso meluncurkan Program Penguatan Rantai Pasok Usaha Mikro Komoditas Bahan Baku Jamu di Paseban
Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Rabu (17/5).
Dalam kegiatan ini, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat yang hadir secara daring melakukan penandatanganan kerja sama dengan Koperasi Agro Farm Bondowoso tentang Pasca-Panen dan Pemasaran Bahan Baku Jamu.
Penandatanganan diwakili oleh Manager Pusat Penelitian Rempah Sido Muncul Bambang Supartoko dengan Ketua Koperasi Agro Farm Bondowoso Fuad Syarifi, disaksikan Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi UKM Yulius.
Ada pun lingkup kerja sama meliputi pelatihan dan pendampingan untuk
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, peningkatan standar mutu
kualitas bahan dengan penerapan kegiatan pasca panen, serta pengelolaan
ketersediaan dan pendistribusian hasil bahan yang memenuhi standar mutu
Sido Muncul.
Usai penandatanganan kerja sama, Sido Muncul secara simbolis menyerahkan pesanan pembelian atau PO (Purchase Order) sejumlah lima ton lempuyang kepada Koperasi Agro Farm Bondowoso. Dilanjutkan dengan pengiriman perdana lempuyang ke Pabrik Sido Muncul, Semarang.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari penandatanganan nota kesepahaman
bersama antara Sido Muncul dengan Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian
Koperasi UKM dalam mengembangkan rantai pasok komoditas bahan baku jamu
dari petani hingga pelaku UMKM pada Desember 2022 lalu.
Wakil Bupati Bondowoso, Irwan Bachtiar menyambut gembira program ini.
Dikatakan, sektor usaha mikro di daerahnya paska pandemi meningkat pesat. "Di sini, potensi empon-empon lempuyang, kunyit, jahe, sangat besar. Harapan masyarakat Bondowoso bisa meningkat pendapatan per kapita ya dari budi daya empon-empon, bahan baku jamu."
Produsen rempah
Lewat program ini diharapkan mampu memberikan dampak positif yang
signifikan bagi para pelaku usaha mikro dan meningkatkan kualitas serta
pendapatan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal. Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan, perusahaannya di bidang jamu, terus memperluas ke industri makanan dan minuman, serta penelitian dan pengembangan rempah-rempah.
"Saya ingin Indonesia jadi salah satu produsen rempah seperti tahun 1902 saat bangsa Eropa mencari rempah ke sini. Kerja sama ini diprakarsai oleh Kementerian Koperasi dan UKM sejak beberapa bulan lalu. Yang penting bagi saya adalah memperluas pasar, supaya kalau pasar luas kita bisa mengekspor sehingga bisa terus membeli bahan baku dari petani. Kita bukan hanya menjual produk jadi, tapi perusahaan kami berkeinginan masuk ke pasar internasional dalam bahan baku seperti kunyit jahe dalam bentuk siap pakai atau ekstrak. Kami sudah siapkan pabrik bahan baku sejak 2010 dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas yang cukup besar," ujar Irwan.
Dia bersyukur bisa bekerja sama dengan Koperasi Argo Farm Bondowoso.
"Kalau soal jumlah bagi saya itu, tak masalah, yang penting memulai dan berharap usaha ini terus berkembang." (N-2)
"Jadi di lidah rasa tetap jamu, tapi di hidung aromanya wangi yang bisa diterima. Ini yang mungkin kemudian disukai anak-anak muda yang dulunya nggak akrab dengan jamu."
Pemanfaatan tanaman herbal dan rempah-rempah harus mengedepankan penelitian dan kemajuan teknologi.
MANTAN Bupati Sragen Untung Wiyono masygul dengan sikap Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang dinilai kurang bijak menanggapi adanya minuman empon-mpon mampu cegah Covid-19.
KEKAYAAN sumber daya alam Indonesia yang sangat beragam sudah lama tersohor. Salah satunya rempah-rempah, seperti jahe merah. Minuman jahe merah mampu meningkatkan daya tahan tubuh.
Indonesia harus membongkar lagi catatan-catatan naturalis dari Eropa abad 17 hingga 19 yang mengumpulkan data di Hindia Belanda.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan, jalur rempah saksi perkembangan dan pasang surut peradaban bangsa Indonesia sebagai bangsa bahari.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, mencatat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan lereng Gunung Ijen mencapai sekitar 20 hektare.
Warga di Desa Sempol dan Kalisat tampak panik saat banjir bandang menerjang. Pasalnya, aliran listrik PLN juga padam.
Selain mengakibatkan arus lalu lintas Jember-Bondowoso macet total sekitar satu jam, banjir luapan air sungai ini juga merendam permukiman penduduk di Desa Pancoran, Kecamatan Bondowoso.
Untuk tahun ini STD Bondowoso sekaligus mendeklarasikan pembentukan GLDC serta pelepasan 1.000 burung merpati yang dilakukan bersama ratusan masyarakat desa Suger Lor.
Ratusan orang dari jamaah dua pondok pesantren itu terlihat memadati masjid yang berada di dalam pesantren untuk melaksanakan shalat Id.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved