Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
KONFERENSI Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berlangsung 9-11 Mei nanti menjadi salah satu hajatan nasional. Karena itu sudah sewajarnya jika semua pihak turut membantu menyukseskan hajatan tersebut.
Komitmen itu pula yang ditegaskan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Mereka menegaskan akan mengerahkan seluruh sumber daya guna menyukseskan penyelenggaraan KTT ASEAN ke-42 itu. Apalagi ini menjadi kelima kalinya Indonesia dipercaya memegang Keketuaan ASEAN. Kali ini, Indonesia mengusung tema besar yakni ‘ASEAN Matters: Epicentrum of Growth’ yang bermakna bahwa bangsa ini sangat menginginkan ASEAN bisa tetap menjadi penting dan relevan bagi seluruh masyarakat dan dunia.
Baca juga: BMKG Ingatkan Warga Bandung Waspada Banjir Bandang
"Setelah KTT ke-17 G20, Moto GP Mandalika dan F1 Powerboat, maka kali ini BMKG juga akan berkontribusi dalam perhelatan KTT ASEAN 2023. Persiapan terus dilakukan agar ajang tersebut berjalan dengan baik, lancar, dan sukses," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Minggu (30/4).
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya telah membuat rencana untuk menyukseskan penyelenggaraan Keketuaan ASEAN 2023. Di antaranya, yaitu BMKG secara berkelanjutan melakukan pembaharuan informasi cuaca, iklim, dan gempa bumi di seluruh lokasi acara.
Untuk menunjang hal tersebut, tambah dia, BMKG akan menempatkan sejumlah peralatan untuk memonitor dan mendeteksi dini potensi gempa dan tsunami, beserta sistem peringatan dini potensi karhutla, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem serta potensi tsunami di seluruh wilayah KTT ASEAN.
"Secara khusus, BMKG juga menyediakan informasi cuaca strategis untuk mendukung keselamatan transportasi para kepala negara ASEAN maupun seluruh delegasi negara yang hadir di Indonesia," terangnya.
Selain itu, BMKG menyiagakan 14 stasiun BMKG di seluruh NTT dengan didukung sistem dari pusat dan 190 stasiun BMKG yang dilengkapi dengan 40 radar yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dengan begitu, data dan informasi yang dihasilkan akan semakin cepat, tepat, dan akurat.
"BMKG bersama institusi lain seperti BNPB, BRIN, TNI/Polri, dan pemerintah daerah setempat juga menyiapkan rencana tanggap darurat jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami. Mengingat Labuan Bajo sendiri adalah wilayah rawan tsunami dan tempat penyelenggaraan KTT ASEAN di pinggir laut dan dekat dengan perairan," paparnya.
Ia menambahkan bahwa BMKG secara institusi telah memainkan peran strategis di kawasan ASEAN. BMKG terlibat secara aktif pada isu-isu yang terkait keselamatan dan kelestarian lingkungan, terutama dari aspek cuaca, iklim, kegempaan dan sistem peringatan dini tsunami.
BMKG bahkan ditunjuk dan berperan sebagai ASEAN Earthquake Information Center sejak 2000. Selain itu, BMKG juga mendukung ASEAN Coordinating Center for Humanitarian Assistance and Disaster Management (AHA Center) serta mendukung misi pembentukan ASEAN Coordinating Center for Transboundary Haze and Pollution Control (ACC THPC). Dwikorita berharap, ke depan BMKG dapat lebih memainkan peran-peran strategis di Kawasan ASEAN sehingga dapat membawa kebermanfaatan bagi masyarakat ASEAN yang lebih baik. (RO/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved