Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
AKTIVITAS sejumlah pasar di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur sudah kembali normal setelah Lebaran. Sejumlah pembeli terlihat mulai menyerbu pasar untuk membeli kebutuhan untuk memasak.
Namun, harga komoditas pertanian seperti cabai keriting, tomat, sayuran, dan bawang merah ternyata masih melambung tinggi di sejumlah pasar di Sikka. Salah satunya di Pasar Alok yang merupakan pasar tradisional terbesar di Sikka.
Berdasarkan pantauan Media Indonesia, Kamis (27/4), mahalnya harga komoditas membuat para pembeli yang didominasi ibu-ibu rumah tangga harus memutar otak agar uang mereka tidak ludes.
Baca juga: Warga Sikka Diminta Beralih ke KTP Digital
Salah satu pembeli, Fani, saat ditemui di Pasar Alok mengatakan harga cabai keriting yang biasanya dibeli dengan harga Rp20.000 per kilogram kini naik dengan harga Rp35.000 per kilogram. Harga tomat sebelumnya Rp10.000 per kilogram, kini dijual Rp15.000 per kilogram.
"Harga tidak alami penurunan setelah lebaran Idul Fitri, masih naik terus. Tadi juga saya sempat komplain kepada pedagang kok sudah selesai lebaran begini harga juga belum turun. Tapi para pedagang bilang kepada saya memang harga jual begitu karena mereka beli di petani juga alami penaikan," keluhannya
Pembeli lainnya, Merry, mengatakan dirinya datang ke Pasar Alok hanya membeli daging sapi. Dirinya mengatakan untuk daging sapi, harga tidak naik dan turun baik sebelum dan sesudah Lebaran.
Baca juga: Pemkab Sikka Butuh 1.000 Dosis Vaksin Rabies
Tadi saya beli daging sapi. Harga daging tidak ada mengalami kenaikan. Harga dagingnya tetap normal Rp110.000 per kilogram," papar dia.
Salah satu pedagang di Pasar Alok, Erik, saat ditemui Media Indonesia membenarkan bahwa harga cabai, bawang merah, tomat, dan sayuran lainnya masih tinggi.
"Iya, harga komoditas pertanian masih tinggi. Kita juga beli di petani sudah naik harganya. Mau bilang apa. Jadi setiap satu komoditas yang kami jual itu untung hanya Rp1.000 sampai Rp2.000 saja. Kalau kami beli di petani murah pasti kami jual juga murah," ujar dia. (Z-6)
Mengkonsumsi sayuran secara konsisten dapat mengurangi kemungkinan timbulnya uban, menurut temuan terbaru dari peneliti internasional.
Laporan 2025 Shopper's Guide to Pesticides in Produce mengungkapkan lebih dari 90% sampel buah dan sayuran mengandung sisa pestisida berbahaya.
Setiap aspek memiliki bobot penilaian sebesar 20%, yang mencerminkan pentingnya aspek keberlanjutan dan kolaborasi antarwarga.
Kolesterol tinggi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering kali disebabkan oleh penumpukan lemak berlebihan dalam tubuh.
Bukannya membantu tubuh menjadi lebih sehat, konsumsi sayuran ini malah bisa menurunkan kondisi Anda.
Penderita diabetes sebaiknya membatasi konsumsi sayuran bertepung seperti kentang, jagung, dan kacang polong, serta sayuran kalengan atau yang diolah dengan banyak garam.
BEEF saat ini bekerja sama dengan ID Food dalam memenuhi persediaan daging hingga akhir 2025.
Nah, berikut alasan daging babi lebih murah daripada daging sapi.
Harga daging sapi masih kisaran Rp115 ribu dan daging ayam yang bertahan pada harga Rp34 ribu per kg.
Sosialisasi agar warga berbelanja sesuai kebutuhan akan terus dilakukan, sehingga harga tidak melonjak.
ANGGOTA Komisi VI DPR RI Amin AK menyoroti rencana pemerintah yang terus memberlakukan kebijakan impor guna mencukupi kebutuhan daging dalam negeri. Menurutnya, penghitungan neraca daging
Ketua Umum JAPPDI Asnawi mengungkapkan, ada beberapa faktor terkait dengan kendala pasokan sapi impor masuk ke Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved