Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Badan Karantina Berkomitmen Lindungi Ternak dari Penyakit Menular

Palce Amalo
12/4/2023 23:04
Badan Karantina Berkomitmen Lindungi Ternak dari Penyakit Menular
Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang, di Kupang, Nusa Tenggara Timur(MI/PALCE AMALO)

BADAN Karantina Pertanian (Barantan) memperkuat pembangunan pertanian
serta perlindungan terhadap sumber daya hayati dari penyakit menular
strategis guna mendukung Gerakan Tiga Kali Lipat ekspor (Gratieks).

Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang mengatakan Provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT) memiliki sumber daya yang dapat mendorong ekspor
produk pertaniam.

"Contohnya jagung, bisa swasembada 24 juta ton di dalam negeri. Kita
berharap mencapai angka itu dan ada yang bisa diekspor ke Vietnam dan
Thailand. NTT menangkap peluang itu," kata Bambang di Kupang, Rabu (12/4).

Menurutnya, target ekspor pertanian sampai akhir 2024 sebesar Rp1.300
triliun, sampai saat ini baru tercatat Rp658,2 triliun.  Meskipun baru
mencapai setengah dari target, Bambang mengatakan telah terjadi
peningkatan nilai ekpor dari 2019 yang tercatat sebesar Rp390 triliun.
"Tetapi perjuangan menuju 2024 itu cukup berat," tandasnya.

Untuk itu, ia mengajak seluruh jajaran karantina di seluruh daerah
membantu gubernur dan bupati memanfaatkan sumber daya yang ada demi
mendorong peningkatan ekspor.

Tugas tambahan karantina sebagai koordinator patriot ekspor adalah menyemangati semua pihak di pusat maupun daerah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas dan produktivitas pertanian.

"Kita mempersipakan untuk melakukan gerakan ekspor dengan meningkatkan
produksi dan produktivitas ekspor produk pertanian, di samping memenuhi
kebutuhan dalam negeri, juga kita bisa kejar untuk ekspor," jelasnya.

Di sisi lain, Karantina juga tengah disibukan penangangan dan pencegahan penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD) yang mewabah di sejumlah daerah.

Untuk penyakit PMK, jika dilihat dari konteks provinsi, tambahnya, hanya NTT, Aceh, Papua dan Kendari (Sulawesi Tenggara) yang dilaporkan masih bebas penyakit yang menyerang ternak berkuku belah tersebut.

Namun, dilihat dari daerah penghasil ternak untuk kebutuhan nasional,
hanya NTT satu-satunya yang bebas dari PMK dan LSD.

Untuk itu, Bambang minta Karantina Pertanian Kelas 1 NTT mengawasi ketat pintu masuk ke daerah itu untuk mencegah masuknya ternak atau produk olahan daging dari daerah lain.

Begitu juga penyakit LSD. Menurutnya,  hanya terjangkit di Riau, Jawa
Timur dan Jawa Tengah.

"Jangan sampai menyebar ke daerah lain. Karantina harus benar-benar menjaga tidak boleh melalulintaskan ternak dari daerah merah ke daerah hijau," ujarnya.


Suplai ternak


Bambang juga melepas 1.650 ternak sapi dengan kapal tol laut untuk
memenuhi kebutuhan daging sapi pada Lebaran tahun ini ke Kalimantan dan
Pekanbaru. Pelepasan ternak dari Pelabuhan Tenau Kupang juga dihadiri
kepala balai karantina dari beberapa provinsi.

Kepala Balai Karantina Kelas 1 Kupang Yulius Umbu Hunggar mengatakan, sejak Januari sampai awal April 2023, sebanyak 30.000 ternak sapi diberangkatkan dari Kupang ke sejumlah provinsi yakni DKI Jakarta,
Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Riau dan Batam.

Selain itu, masih ada permintaan ternak dari Papua Barat. "Sudah ada
pemohonan pengiriman ternak," ujarnya.

Dia mengatakan, kuota ternak yang akan diantarpulaukan dari NTT tahun ini sesuai surat keputusan gubernur NTT sebanyak 60.000 ekor. "Tetapi bisa lebih karena penyakit PMK dan LSD yang menyerang ternak di sejumlah provinsi," ujarnya.

Karena penyakit PMK, pada 2021, kuota pengiriman ternak dari NTT
berjumlah 60.000 ekor. Namun, kemudian terkirim lebih dari 100.000 ekor ke daerah-daerah tesebut. Adapun populasi sapi di NTT sekitar 1,4 juta ekor. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya