Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MESKI belum memasuki musim kemarau, namun saat ini sudah terjadi kebakaran lahan di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan. Bahkan dari catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ogan Ilir, sudah ada 6 titik area lahan yang terbakar dengan total seluas 9,5 hektare yang hangus.
"Dari akhir Januari hingga sekarang, kami mendata sudah ada enam titik yang mengalami kebakaran lahan, dan sedikitnya ada sekitar 9,5 hektare yang sudah hangus terbakar," jelas Edi Rahmad, Kepala BPBD Ogan Ilir, Rabu (29/3).
Ia menerangkan, lokasi lahan yang terbakar yakni Desa Ulak Petangisan, Kecamatan Pemulutan Barat pada 27 Januari kemarin seluas 1 hektare. Kemudian, pada 1 Februari terjadi kebakaran lahan di Desa Arisan Jaya, Kecamatan Pemulutan Barat seluas 1,5 hektare.
Baca juga: Antisipasi Karhutla, Pemkab Ogan Ilir Siagakan Personel Dan Peralatan
Pada 7 Februari di Desa Simpang Pelabuhan Dalam, Kecamatan Pemulutan dan Desa Pulau Negara, Kecamatan Pemulutan Barat. Kebakaran lahan di Desa Simpang Pelabuhan Dalam seluas 3 hektare dan di Desa Pulau Negara seluas 2 hektare.
Pada 17 Februari terjadi kebakaran lahan di Desa Meranjat 1, Kecamatan Indralaya Selatan seluas 1 hektare. Dan peristiwa kebakaran terbaru terjadi pada Selasa (28/3) di Desa Permata Baru, Kecamatan Indralaya Utara seluas 1 hektare.
Baca juga: Empat Kecamatan di Ogan Ilir Rawan Karhutla
"Seluruh lahan yang terbakar adalah di semak belukar yang tidak dimanfaatkan," jelasnya. Edi menuturkan pihaknya memang sudah sejak dini sudah bersiaga dan siap dalam upaya mencegah dan menangani kasus kebakaran lahan dan hutan.
Selain BPBD, di lapangan juga ada Manggala Agni, TNI, dan Polri yang ikut berjaga. "Semua tim selalu maksimal dalam upaya memadamkan kebakaran yang terpantau di Ogan Ilir. Beruntung saat ini masih ada hujan, sehingga kanal-kanal air masih terisi, dan membantu kita dalam memadamkan karhutla," kata Edi.
Edi menambahkan, masyarakat diimbau untuk tidak membakar lahan dengan sengaja dan menjaga lahannya masing-masing. Apalagi saat musim kemarau nanti. "Sebab daerah kita ini adalah lahan gambut, jika kemarau maka upaya pemadaman akan lebih sulit. Sekarang kita hanya perlu menjaga lahan," pungkasnya. (Z-6)
Sebanyak 19 unit mobil Damkar dikerahkan untuk memadamkan api yang masih berkobar.
Korban Kebakaran Mengungsi di Stasiun Manggarai
Kepulan asap masih terlihat di sejumlah titik yang ada di lokasi pembuangan sampah. Untuk itu, petugas di lapangan masih melakukan monitoring siang dan malam.
Untuk sementara, pembuangan sampah dari wilayah Bandung Raya hanya difokuskan di zona 1.
Kebakaran terbanyak terjadi di Kecamatan Bungursari, Indihiang dan Mangkubumi.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalimantan Tengah luas lahan yang terbakar dari 1 Januari hingga 3 Agustus 2024 seluas 384,85 hektare
Ada pun total kerugian akibat kebakaran di Kabupaten Kuningan mencapai Rp17 miliar
Pembuatan sekat bakar penting dilakukan guna meminimalisir terjadinya kebakaran. Dengan adanya sekat bakar, saat terjadi kebakaran api tidak akan menjalar ke areal yang lebih luas.
Hingga Rabu sore, kobaran api masih dalam proses pemadaman oleh masyarakat dan pihak terkait.
Sebanyak 300 petugas gabungan dikerahkan untuk memadamkan kobaran api sejak Rabu (4/9) lalu
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved