GENERASI milenial terus mendapat perhatian Kementerian Pertanian. Karena itu, mereka berkomitmen untuk terus memfasilitasi generasi milenial terjun menjadi petani dan berwirausaha pertanian.
Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo selalu meyakinkan bahwa pertanian adalah bisnis yang menjanjikan. Berbagai program pun dilakukan, untuk mengubah pola pikir generasi muda.
"Kami ingin kaum milenial mengubah pemikiran dan melihat pertanian itu keren, dan hebat. Pertanian telah menjadi satu-satunya sektor yang menjanjikan, terlebih di tengah pandemi saat ini," tegasnya, Senin (20/3).
Generasi Z, lanjutnya, juga harus bisa mengikuti perkembangan dari zaman. "Harus berani menjadi petani yang modern atau mendirikan startup pertanian."
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan saat ini dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi untuk memajukan sektor pertanian Indonesia.
“Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi milenial yang menggunakan kreativitas dan inovasinya sehingga pertanian ke depan menjadi pertanian modern," katanya.
Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, kata Dedi Nursyamsi, juga berorientasi ekspor. "Saat ini kita telah memiliki banyak petani milenial sekaligus enterpreneur di bidang pertanian."
Program YESS di Tasikmalaya
Terkait hal itu, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) khususnya Polbangtan Bogor selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) dari Youth Entrepreneurship and Employment Support Services Programme (YESS) di Provinsi Jawa Barat, menggelar District Multi Stakeholder Forum (DMSF), pada Senin (20/3) di Aula Bapelitbangda Kabupaten Tasikmalaya.
Direktur Polbangtan Bogor, Syaifuddin Anwar mengatakan DMSF merupakan salah satu Program YESS, yang merupakan kerja sama antara Kementan dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD).
"Tujuan Program YESS menggaet generasi milenial agar tertarik dan menggeluti bisnis usaha di bidang pertanian," katanya.
Project Manager PPIU Jabar, Aminudin Alfat menambahkan DSMF dilaksanakan dalam upaya menindaklanjuti model bisnis yang telah disusun berupa pengembangan klaster agribisnis berbasis komoditas unggulan daerah. "Tujuannya, memudahkan pengorganisasian pendampingan dan pengembangan jejaring bisnis," katanya.
DMSF bertujuan untuk sharing informasi dan capaian program dari masing-masing daerah, serta membangun komitmen antar pemangku kepentingan dalam sinergitas implementasi rencana aksi tahun 2023 antara anggaran Program YESS dengan APBD 2023.
DMSF di Kabupaten Tasikmalaya dihadiri oleh Asisten Daerah Pemkab Tasikmalaya, Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setda Kabupaten Tasikmalaya, PLUT Kab Tasikmalaya, Bappelitbangda Pemkab Tasikmalaya, perwakilan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) serta petani milenial yang tergabung pada Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan (N-2)