PADA Pilkada 2020 terjadi penurunan tingkat partisipasi pemilih di Kota Bukittinggi dari 77,9% pada Pemilu 2019 menjadi 72%. Situasi Covid-19 dan perpindahan warga diduga sebagai salah satu penyebab penurunan partisipasi.
Menurut Ketua Panwascam Mandiangin Koto Selayan, Bukittinggi, Ramadhani Zein, tantangan untuk meningkatkan partisipasi ini bakal kembali terjadi pada Pemilu 2024.
"Kota Bukittinggi harus mempersiapkan diri untuk pemilu serentak di Februari 2024 dan pilkada serentak di November 2024," ujar alumnus Ilmu Politik Universitas Andalas ini, Rabu (8/3/2023).
Demi meningkatkan partisipasi pemilih, menurutnya seluruh pihak harus bekerja sama. Penyelenggara pemilu, pengawas pemilu, media, dan masyarakat sipil harus bekerja sama untuk menjadikan tahun 2024 sebagai ruang partisipasi.
"Ini tidak hanya momentum masyarakat Kota Bukittinggi memilih anggota DPR di berbagai level, presiden, gubernur, dan wali kota. Tetapi, upaya mendorong partisipasi warga untuk memilih pemimpinnya dengan benar dan terbuka," tuturnya.
Persoalan masyarakat memilih atau tidak, kata Ramadhani bukan hanya menjadi tugas dari penyelenggara pemilu. Melainkan semua harus sama-sama menjadikan tahun 2024 sebagai tahun partisipasi warga di politik.
"Di tahun 2024 nasib masyarakat di berbagai level bakal dipertaruhkannya selama lima tahun. Masyarakat berpartisipasi dengan baik dan pelaksanaan pemilu terawasi dengan tepat," jelasnya.
Ia memaparkan, dalam mendorong partisipasi warga diperlukan beberapa hal. Pertama, masyarakat perlu dilibatkan secara langsung bahwa pemilu tidak hanya sekadar seremonial semata. Perbincangan terkait pemilu ini harus masuk ke dalam topik-topik penting masyarakat yang merealisasikan harapannya lewat pemilu. Kedua, penggunaan media sosial dan sosialisasi digital perlu lebih baik lagi agar pesan-pesan pentingnya pemilu sampai ke semua elemen.
Menurutnya Kota Bukittingi adalah daerah perkotaan. Sehingga media sosial dan sosialisasi digital bakal memperkuat pesan pentingnya pemilu ke individu-individu masyarakat. Apalagi di level perkotaan aktivitas yang terkait dengan digital dan media sosial lebih cepat. Ini tidak hanya dukungan infrastruktur internet yang lebih baik, tetapi juga keterlibatan sebagain warga nyaman dengan aktivitas online.
"Perpaduan sosialiasi dan pengawasan secara online dan offline perlu untuk digunakan menjelang Pemilu 2024. Apalagi jika targetnya untuk menarik pemilih yang dekat dengan perkembangan teknologi. Jika ini dilakukan dengan baik harapan partisipasi pemilih Kota Buktinggi di pemilu serentak dan pilkada serentak bakal tercapai," tandasnya. (N-3)
Baca Juga: Lantik 27 Pejabat, Bupati Bojonegoro Tekankan Netralitas PNS