PENYALURAN pembiayaan syariah melalui bank umum syariah (BUS) atau unit usaha syariah (UUS) di Provinsi Lampung pada 2022 meningkat Rp667 miliar atau 20,42% (year on year/YOY) dan melalui BPRS meningkat sebesar Rp94 miliar atau 16,08%. Pada 2022, penyaluran pembiayaan syariah di Provinsi Lampung melalui BUS/UUS sebesar Rp3,93 triliun dan melalui Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) sebesar Ro639 miliar.
"Pembiayaan yang meningkat signifikan perlu diiringi dengan penguatan ekosistem ekonomi syariah yang terdiri dari industri halal, jasa keuangan syariah, keuangan sosial Islam, dan sektor religius," kata Kepala kantor OJK Perwakilan Provinsi Lampung, Bambang Hermanto, pada acara Pemaparan Kinerja Jasa Keuangan Kuartal IV 2022 di Kota Bandarlampung, Selasa (7/3).
Menurut Bambang, sinergi dan integrasi aktivitas ekonomi dengan transaksi keuangan syariah diyakini mampu mengakselerasi pengembangan perbankan syariah ke depan serta menjadikan layanan dan produk keuangan syariah sebagai kebutuhan dalam melakukan aktivitas ekonomi.
Baca juga: Harga Cabai Kian Melambung Di Malang
Hal itu, katanya, menjadi semakin kuat dengan keterlibatan berbagai kelembagaan yang telah terbentuk di Lampung antara lain Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS), Bank Wakaf Indonesia, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren), dan lembaga-lembaga amil zakat, infak, dan sedekah, serta wakaf (Ziswaf).
Menurut Bambang, hal itu bisa menjadikan Indonesia sebagai Pusat ekonomi syariah terkemuka dunia sebagaimana visi pemerintah Indonesia di Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2019-2024 dan perbankan syariah yang resilient, berdaya saing, dan kontributif terhadap perekonomian. "Sebagaimana tujuan road map Pengembangan Perbankan Syariah 2020-2025 OJK, menjadi visi dan misi bersama ke depan yang perlu dikelola dengan baik oleh pemerintah, OJK dan para pemangku kepentingan lain yang concern terhadap pengembangan ekonomi dan keuangan syariah."
Ia menilai masyarakat perlu didorong ditingkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah lebih tinggi sehingga mampu meningkatkan demand terhadap produk dan layanan keuangan syariah. "Kinerja yang telah dicapai pada 2022, hendaknya menjadi bahan evaluasi dan pemacu bagi semua pihak untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa mendatang. Komitmen Indonesia untuk menjadi pusat ekonomi syariah di tahun 2024 harus kita dukung dengan cara bekerja lebih keras lagi, terutama dalam mengembangkan sektor Keuangan syariah baik secara nasional maupun di Provinsi Lampung," ucap Bambang. (Z-2)