BADAN Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Selatan (BNNP Sumsel) menyita 115 kilogram (kg) asal Myanmar. Ratusan kilogram narkotika itu diamankan dari tersangka Nurhasan, 46, yang ditangkap Jalan Kol Dhani Effendi Talang Betutu, Kecamatan Sukarami, Palembang.
Diketahui, Nurhasan merupakan anggota jaringan sindikat internasionaol yangt berstatus sebagai distributor sabu untuk wilayah Sumsel. Kepala BNNP Sumsel Brigjen Djoko Prihadi mengatakan, tersangka mendapatkan barang tersebut dari Myanmar.
"Dari hasil pengembangan, tersangka mendapat sabu-sabu dari Myanmar yang kami ketahui merupakan negara segitiga emas penyebaran narkoba dengan Thailand dan Laos. Informasinya di wilayah Myanmar ada pabriknya tapi sulit dijangkau aparat keamanan disana dan juga dari sini," ujar Djoko, Senin (30/1).
Djoko mengatakan BNNP Sumsel telah mengintai Nurhasan sejak 2022 lalu. Sebelumnya BNNP Sumsel juga sudah mengamankan tersangka sabu 3 kilogram di Tol Keramasan, beberapa waktu lalu.
"Penangkapan tersangka ini berdasarkan hasil pengembangan dari tangkapan sabu 3 kilogram di depan pintu Tol Keramasan beberapa waktu lalu. Tersangka ini juga bagian dari jaringan tersebut," katanya.
Djoko menjelaskan peran tersangka Nurhasan adalah pengendali jaringan narkoba yang diedarkan di Palembang, namun bukan sebagai bandar. "Tersangka ini pengendali jaringan yang ada di Sumsel, jadi dia menerima barang yang berasal dari Aceh. Kemudian diedarkannya di Palembang dan juga wilayah Sumsel, dia ibaratnya yang berwenang," katanya.
Ia menerangkan tersangka diintai sejak dari KM 16. Dari Pekanbaru, tersangka yang membawa mobil minibus plat BA 1866 KB. "Di Pekanbaru tersangka menerima kunci mobil dari tersangka inisial R yang mengendarai mobil berisi sabu-sabu 115 kilogram dari Aceh, " katanya.
Dari hasil ungkap kasus 115 kilogram sabu-sabu ini, diketahui ada 1,1 juta lebih anak bangsa yang diselamatkan. Pelaku juga mengakui jika, pengiriman sabu-sabu ini sudah yang kedua kalinya.
"Pengakuannya ini sudah yang kedua kalinya tersangka membawa sabu-sabu dari Aceh. Pertama di bulan Oktober 2022, tapi akan kami kembangkan lagi," pungkasnya. (OL-15)