Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Semarakan KTT G20 Bali, UID Gelar Pameran Bio-Energetic Architecture

Mediaindonesia.com
13/11/2022 20:50
Semarakan KTT G20 Bali, UID Gelar Pameran Bio-Energetic Architecture
Ilustrasi. Pengunjung melihat Batu Rosetta di Musem Inggris. Batu Rosetta adalah basalt slab dari abad 196 SM(AFP/AMIR MAKAR)

AJANG KTT G20 di Bali sejatinya menjadi kesempatan bagi para pelaku usaha untuk memamerkan ataupun menjajakan produk mereka. Sebab selain selain akan datang sejumlah kepala negara juga banyak pelaku usaha global yang ambil bagian.

Untuk itu United in Diversity (UID) berinisiatif menggelar pameran Bio-Energetic Architecture di Kura Kura Bali, pulau Serangan, Denpasar 14-20 November dan selanjutnya akan terbuka untuk umum mulai 21-30 November.  Bio-Arsitektur merupakan sebuah seni dan ilmu merancang ruang yang terilhami dari prinsip energik alami. Pameran itu menampilkan berbagai bahan alami terbuat dari limbah pertanian dan produk sampingan, yang dapat membantu memperbaiki energi rumah atau tempat kerja sehingga menciptakan ruangan yang lebih sehat.

"Secara ilmiah telah dibuktikan, berdasarkan prinsip arisitektur bio-energik kita akan mendapatkan keseimbangan dalam hidup saat dikelilingi oleh bahan-bahan energik alami," kata Dr. Suyoto, Vice President UID dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/11).

Suyoto mengatakan, untuk pameran Bio-Energetic Architecture ini, dikembangkan sebuah bangunan bio-living hibrida dengan struktur atap, dinding, dan lantai yang terbuat dari basalt, bubur kertas daur ulang, dan diperkuat oleh bio-epoksi alami.

Bahan-bahan tersebut membentuk sebuah struktur hibrida yang kuat, dengan 2,5 kali lebih kuat dari baja paduan dan 1,5 kali kekuatan serat kaca. Basalt 4 kali lebih ringan dari baja, namun 2,5 kali lebih kuat. Tahan api; anti jamur; tahan air; dan bahkan anti peluru jika diperlukan; tahan gempa dan badai; serta memberikan perlindungan elektromagnetik (G5). Sebuah bangunan contoh dengan bahan-bahan tersebut ditampilkan pada pameran tersebut.

Basalt merupakan batu vulkanik yang lebih banyak melapisi permukaan bumi ketimbang jenis bebatuan lainnya, dan serupa dengan basalt yang ditemukan di Venus dan Mars. Ini adalah jenis batuan beku vulkanik gelap yang terbentuk dari pendinginan cepat lava. Disebutkan, basalt membantu menjejakkan Anda ke bumi dan menjadi media penyembuhan yang sangat baik saat menghadapi perubahan hidup yang menentukan. Memberikan kepercayaan diri, stabilitas, dan energi transformasi.

Penggunaan bahan bangunan struktural energik seperti basalt sebagai pengganti baja, beton geopolimer/beton kenaf, atau bata Reclea yang terbuat dari abu terbang (fly ash, residu sisa pembakaran) akan meningkatkan kehidupan kita. Bahkan mampu mengurangi stres yang disebabkan oleh bahan bangunan tradisional yang beracun.

Pameran itu juga menampilkan beberapa contoh bahan-bahan limbah pertanian yang digunakan untuk industri bangunan, serta panel surya terbuat dari limbah papaya dan furnitur dari jagung.  Dua pelopor yang mendukung pameran ini adalah Mayank Barjatya, pelopor biologi bangunan dan energetika manusia, juga pendiri Bio Arsitektur & Biologi Bangunan dan direktur Vastuworld. Mayank juga terlibat di Fakultas Desain & Pengembangan di New Earth University School of Science & Design Innovation.

Satunya lagi adalah Anneke van Waesberghe, yang merupakan pendiri Escape Nomade, produsen dan perencana gaya hidup. Di tempat tinggalnya di Bali, dia bertemu dengan Mayank dan timnya, yang kemudian membawa pengetahuan Mayank akan bio-energik ke dalam pekerjaannya. Anneke adalah penulis dari pedoman Design for the Environment untuk EPA, untuk mempromosikan dan pengembangan desain bahan berkelanjutan untuk arsitektur, produk, dan desain industri. (RO/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya