Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Mau Mandi, Warga Dusun Hurabegor di Sikka Harus Ambil Air Sejauh 3 Km

Gabrile Langga
13/11/2022 14:05
Mau Mandi, Warga Dusun Hurabegor di Sikka Harus Ambil Air Sejauh 3 Km
Anak-anak di Dusun Hurabegor, Desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT membantu ortu mengambil air bersih untuk kebutuhan(MI/Gabriel Langga)

HIDUP dengan berkelimpahan air bersih patut disyukuri bagi anak-anak di Indonesia. Namun tidak bagi anak-anak warga Dusun Hurabegor, Desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Sebab, setiap harinya mereka harus berjalan kaki sejauh  3 kilometer untuk bisa mendapatkan air bersih agar mereka bisa mandi untuk ke sekolah.

Berdasarkan pantauan mediaindonesia.com, Minggu (13/11) para anak-anak ini beramai-ramai pergi ambil air bersih tiap sore.  Kebetulan dusun mereka tidak memiliki sumber mata air sehingga sejak lama mereka kesulitan air bersih.

Para anak-anak ditemani orang dewasa beramai-ramai berjalan kaki sambil membawa jerigen menuju ke salah satu mata air yang ada di wilayah Wairbura. Mereka harus menyusuri jalan setapak berbatu dengan menempuh perjalanan sekitar 3 kilometer agar bisa sampai disumber mata air. Padahal, saat ini sudah musim penghujan namun dusun mereka masih kesulitan air dikarenakan dusun mereka tak memiliki sumber mata air.

Sesampainya, di lokasi mata air, anak-anak tidak langsung mengambil air dikarenakan harus istirahat sejenak usai menempuh perjalanan cukup jauh. Upaya memenuhi kebutuhan air bersih memmerlukan perjuangan yang cukup sulit.

Usai istirahat sejenak, merekapun langsung memasuki kedalam kali  dengan membawa jerigen yang ukuran 5 liter. Sementara orang tua mereka dengan membawa jerigen 30 liter dan langsung mencelupkan jerigen tersebut kedalam sumber mata air. Air ini yang digunakan untuk keperluan
mandi dan kebutuhan memasak

Maria Nona (45) salah satu orang tua siswa, menuturkan di dusun yang mereka tempati tidak memiliki sumber mata air. Lantaran itu, setiap hari dia dan anaknya harus berjalan kaki untuk mengambil air di Dusun Waribura.

Sesudah ambil air, kata dia, mereka harus menyetop mobil yang melintas meminta tumpangan untu bisa mengangkut air mereka. Itupun kalau ada sopir yang melintas kasihan dengan mereka pasti berhentikan mobilnya agar kami bisa menumpang untuk angkut air yang sudah mereka isi dijerigen tersebut.

"Kalau datang ke mata air. Kami berjalan kaki sekitar 3 kilometer.  Sesudah isi air terisi semua dijerigen kami pikul lagi ke jalan besar. Disitu, kami menyetop mobil kijang. Kami minta tolong. Bersyukur kalau ada sopir yang baik hati. Kalau tidak, kami harus berjalan kaki kembali ke rumah dengan pikur air," ujar dia

Ia pun mengaku sebagian anak -anak ke sekolah disini dipastikan terlambat ke sekolah karena setiap  pagi hari anak-anak  harus mengambil air kemudian pergi ke sekolah.

"Kami disini selama ini warga tidak pernah membeli air dikarenakan harga air ditangki sangat mahal sehingga mau tidak mau harus berjalan kaki demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Anak-anak sekolah juga terlambat ke sekolah karena harus cari air lebih dulu untuk mandi. Jadi setiap pagi dan sore mereka harus cari air bantu orang tua dan air juga digunakan untuk mandi agar bisa ke sekolah," papar dia.

Sekertaris Desa Darat Gunung  Ignasius Eki menjelaskan, hingga saat ini Pemerintah Desa Darat Gunung masih berupaya untuk mengatasi kesulitan air bersih di wilayah tersebut. "Iya benar wilayah Hurabegor memang susah dapat air, karena tidak ada mata air disekitar situ," papar dia. (OL-13).

Baca Juga: Polres Berau Kaltim Ungkap Dugaan Tambang Batubara Ilegal



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya