Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Penanganan Stunting di Sumut Dorong Pemanfaatan Inovasi

Yoseph Pencawan
04/11/2022 10:50
Penanganan Stunting di Sumut Dorong Pemanfaatan Inovasi
Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah (kanan) melepas 1.100 mahasiswa Universitas Islam Sumut yang akan KKN tematik atasi Stunting, Selasa (12(dok.humas pemprov sumut)

PEMERINTAH Provinsi Sumatera Utara melirik pemanfaatan daun kelor sebagai salah satu solusi alternatif mengatasi angka stunting di wilayahnya. Upaya ini mengikuti inovasi dalam hal pemenuhan nutrisi dan gizi anak.

"Inovasi ini salah satunya dengan menggunakan daun kelor," ujar Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah, Jumat (4/11/2022)

Daun kelor adalah tanaman yang berasal dari suku Moringaceae. Daun ini berukuran kecil serta memiliki bentuk oval dan bertangkai. Tinggi pohon bisa mencapai 11 meter dengan ujung ranting dihiasi bunga berwarna kuning beraroma semerbak.

Kelor dikenal di seluruh dunia sebagai tanaman bergizi dan WHO telah memerkenalkannya sebagai salah satu pangan alternatif untuk mengatasi masalah gizi. Berbagai negara di dunia, khususnya Benua Afrika, sudah memanfaatkan daun kelor menjadi suplemen untuk ibu menyusui. Daun kelor juga diberikan kepada bayi untuk membantu tumbuh kembangnya.

Asupan makanan bervitamin sangat dibutuhkan bagi bayi dan ibu hamil. Dan salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan pemanfaatan daun kelor. "Daun ini banyak mengandung vitamin di dalamnya," ujar Wagub.

Menurutnya, inovasi pemanfaatan daun kelor sebagai salah satu solusi mengatasi stunting di Sumut masuk akal untuk dilaksanakan. Hal itu karena provinsinya memiliki kondisi tanah yang cocok untuk budidaya daun kelor.

Terlebih sudah ada pelaku usaha di Sumut yang menggarapnya, seperti Keloria Moringa. Syahrani Devi, Pemilik Keloria Moringa, mengungkapkan Sumut sebenarnya merupakan satu dari enam daerah di Indonesia yang menjadi sentra penghasil daun kelor.

Dia mengapresiasi rencana Pemprov Sumut yang ingin agar pemanfaatan daun kelor menjadi salah satu alternatif solusi mengatasi stunting. Dirinya pun memastikan akan mendukung penuh rencana tersebut.

Selain dapat membantu menekan angka stunting, bagi dia pemanfaatan daun kelor juga sebagai salah satu upaya memajukan kearifan lokal untuk meningkatkan kesehatan dan perekonomian masyarakat. Apalagi daun kelor sangat mudah tumbuh di wilayah Sumut dan penanaman perdana, kelor sudah bisa dipanen pada usia empat bulan.

"Jadi dia model panennya itu dipangkas. Setelah panen perdana, bisa dipanen lagi setelah 30-40 hari," kata Syahrani.

Inovasi lain datang dari PT Mega Media Pharmaceuticals. Melalui kerja sama dengan Universitas Sumatera Utara, perusahaan itu mampu menghasilkan albumin dari ikan gabus yang diyakini mampu mencegah stunting.

Suplemen albumin tersebut menggunakan genetik ikan gabus unggul yang mudah dibudidayakan. Albumin adalah istilah yang digunakan untuk segala jenis protein monomer yang larut dalam air atau garam dan mengalami koagulasi ketika terpapar panas.

Dalam produk suplemen tersebut ekstrak ikan gabus dikombinasikan dengan meniran dan temulawak. Agar semakin meningkatkan daya tahan tubuh ditambahkan pula beberapa bahan herbal lain.

Saat ini produk suplemen tersebut berbentuk kapsul dan sirup. Namun mereka juga sedang mengembangkan bentuk lain, yakni albumin injeksi. (OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya