Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
DISTRIBUSI dan pemanfaatan gas tabung ukuran 3 kilogram (melon) di Provinsi Kalimantan Selatan selama ini dinilai tidak tepat sasaran.
Hal itu dikemukakan,Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Provinsi Kalsel, Sutikno, Minggu (25/9).
"Jika kita melihat data konsumsi elpiji tiga kilogram dan membandingkan dengan jumlah kelompok warga kurang mampu,
maka bisa dibilang tidak tepat sasaran. Karena gas melon itu sejatinya diperuntukkan bagi warga kurang mampu," ungkapnya.
Baca juga: Pelaku Usaha Minta Elpiji 3 Kg Jangan Buru-buru Diganti Kompor Listrik
Menurut data Dinas ESDM Kalsel, konsumsi gas tabung 3 kilogram di Kalsel pertahunnya sebesar 90 ribu ton lebih.
Dengan asumsi tiap rumah tangga mengonsumsi tiga buah tabung per bulan maka diperoleh angka jumlah keluarga yang mengonsumsi gas 3 kilogram sebesar 900 ribu lebih keluarga.
"Jumlah keluarga kurang mampu di Kalsel itu sekitar 200 ribu keluarga, maka ada selisih yang cukup besar," jelas Sutikno.
Selain kelompok UMKM, kelompok masyarakat menengah dan mampu serta industri kecil ditengarai ikut menikmati gas besubsidi ini.
Hal itu ikut memicu kerap terjadinya kondisi kelangkaan gas melon di lapangan.
Karena itu, kata Sutikno, jika kebijakan konversi gas ke kompor induksi diatur dengan pola subsidi tagihan listrik bagi warga
kurang mampu akan lebih tepat sasaran.
"Kampanye penggunaan kompor induksi dengan watt besar seperti sekarang ini lebih tepat ditujukan bagi kelompok mampu sehingga konsumsi gas yang tidak tepat sasaran dapat dikurangi," tambahnya.
Unit Manager Communications, Relations & CSR Pertamina MOR VI Kalimantan, Susanto August Satria, tidak menampik bahwa konsumsi gas 3 kilogram banyak dikonsumsi kelompok warga yang tidak berhak.
"Salah satu contohnya warung makan yang omzetnya Rp10 jutaan masih ditemukan banyak menggunakan LPG 3 kg," ungkapnya. (OL-1)
KELANGKAAN hingga tingginya harga gas elpiji 3 kilogram (kg) di kawasan Provinsi Aceh jalan terus. Sejak tiga pekan terakhir hingga Minggu (6/7), belum ada tanda-tanda membaik.
KETUA Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI) Tulus Abadi meminta pemerintah membatalkan wacana penerapan kebijakan satu harga untuk elpiji 3 kg.
KELANGKAAN dan melambungnya harga gas elpiji 3 kg (gas melon) di sejumlah daerah di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Kementerian ESDM menyatakan PT Pertamina (Persero) menjadi pelaksana penyaluran elpiji 3 kilogram (kg) satu harga secara nasional.
PEMERINTAH tengah merumuskan kebijakan baru terkait penetapan harga elpiji 3 kilogram menjadi satu harga nasional. Kebijakan ini ditargetkan mulai berlaku pada 2026.
Untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi energi khususnya gas elpiji 3 kg, Pertamina Patra Niaga menyiapkan tambahan pasokan sebesar 7,38 juta tabung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved