Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Bencana Hidrometeorologi Rusak Ratusan Rumah di Cianjur

Benny Bastiandy
18/9/2022 17:21
Bencana Hidrometeorologi Rusak Ratusan Rumah di Cianjur
Ilustrasi(MEdcom)

RATUSAN rumah warga di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, rusak akibat bencana selama periode Januari hingga pertengahan September 2022. Penyebab kerusakan mayoritas akibat berbagai bencana hidrometeorologi.

Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Rudi Wibowo, menuturkan setidaknya terdapat 116 unit rumah yang rusak akibat bencana. Rinciannya, rusak berat sebanyak 12 unit, rusak sedang 26 unit, dan rusak ringan sebanyak 78 unit.

"Kerusakan yang ditangani secara tanggap darurat atau reaksi cepat sebanyak 61 unit. Sedangkan yang terendam akibat banjir terdata sebanyak 84 unit rumah," terang Rudi, Minggu (18/9).

Namun Rudi memastikan rumah yang terendam banjir sifatnya sementara. Artinya, air cepat kembali surut seiring meredanya hujan.

"Seperti belum lama ini di Kecamatan Sindangbarang, kita konfirmasikan ke retana (relawan tangguh bencana) di sana, airnya sudah cepat surut. Jadi bisa tertangani," terangnya.

Infrastruktur lain yang terdampak bencana hidrometeorologi di Kabupaten Cianjur yakni jalan. Berdasarkan catatan BPBD, terdapat 10 titik ruas infrastruktur jalan yang terputus.

"Infrastruktur jalan yang terputus itu kategorinya tidak bisa dilalui kendaraan. Sedangkan untuk infrastruktur jembatan ada 14 titik yang rusak. Sementara irigasi ada 9 titik yang jebol. Kondisi kerusakannya
bervariatif," ucapnya.

Sementara sektor lain yang terdampak bencana yaitu lahan pertanian. Rudi menyebut terdapat seluas 84,6 hektare lahan pertanian yang rusak. "Ada lahan tanaman padi dan lainnya. Seperti di Kecamatan Cibeber belum lama ini. Cukup banyak areal pertanian yang terendam banjir," ungkapnya.

Ia menyebut secara rinci tak bisa mengidentifikasi nilai kerugian bencana. Pasalnya, estimasi nilai kerugian bencana ada di masing-masing dinas teknis.

"Seperti lahan pertanian, kami tidak mengetahui persis usia tanaman padi yang rusak itu nilai nominalnya berapa. Begitu juga soal infrastruktur jalan, jembatan, atau irigasi. Jadi, kami hanya melaporkan, kemudian yang menghitung nilai kerugian ada di masing-masing dinas," pungkas Rudi. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik