Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Puluhan Penyandang Disabilitas DIY Ikuti Pelatihan Asah Ketrampilan

Agus Utantoro
01/9/2022 10:42
Puluhan Penyandang Disabilitas DIY Ikuti Pelatihan Asah Ketrampilan
Pelatihan ketrampilan bagi penyandang disabilitas di Palembang, Sumsel.(MI/Dwi Apriani)

BELASAN penyandang disabilitas di Yogyakarta dan sekitarnya mendapatkan pelatihan  intensif untuk mengasah ketrampilan pijat, bermain usik dan pembawa acara. Pelatihan berlangsung selama dua hari, tanggal 29 - 30 Agustus, yang diselenggarakan oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (PT TWC) di Yogyakarta.

"Pelatihan ini ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi para difabel. Hal ini turut berperan untuk membantu proses pemulihan ekonomi di masa pascapandemi ini," kata Corporate Secretary PT TWC AY Suhartanto di Yogyakarta, Rabu (1/9).

Mereka, ujarnya mendapat pelatihan intensif berupa materi-materi yang berguna untuk mengembangkan bakat serta mengasah talenta yang mereka miliki, sebagai bekal untuk menjadi berdaya dan mandiri.

Corporate Secretary PT TWC AY Suhartanto mengatakan bahwa kegiatan ini sudah menjadi kewajiban yang menjunjung dan mengimplementasikan nilai AKHLAK dalam perusahaannya. Sebagai perusahaan BUMN, PT TWC berpartisipasi untuk mengembangkan kapasitas difabel dan membangun ekosistem ekonomi yang inklusif.

"Butuh komitmen bersama untuk mewujudkannya. Perlu adanya sinergi yang aktif antara instansi pemerintah, BUMN dan swasta dalam mendorong lebih dalam mempercepat perwujudan ekonomi inklusif bagi para difabel agar mandiri dalam sektor ekonomi," jelasnya.

Sekretaris Dinas Sosial DIY, Suyarno menjelaskan Indonesia telah meratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang hak-hak penyandang disabilitas. Namun, jelasnya, dalam pelaksanaannya masih banyak keterbatasan dan tantangan yang dihadapi bersama dalam
meningkatkan kesejahteraan bagi para difabel ini.

"Pemerintah tidak bisa sendiri. Pihak swasta dan kelompok masyarakat harus bersama untuk meningkatkan harkat dan martabat para difabel ini. Pelatihan ini menjadi bentuk sinergi yang mengawali langkah dalam membantu para difabel ke depannya," kata Suyarno.

Ketua Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Muhammadiyah DI Yogyakarta Ridwan Furqoni menjelaskan nantinya program ini akan dilanjutkan dengan Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk menyelaraskan tujuan dalam pengembangan potensi dan kapasitas difabel ke depan.

RTL ini, katanya,  nantinya bisa menjadi pedoman dalam menentukan langkah ke depan terkait pendampingann yang bisa menambah kapasitas teman difabel untuk nanti bekal di waktu-waktu yang akan datang.

Salah satu peserta pelatihan, Nur Eko Prasetyo (16 tahun) mengatakan bahwa ilmu teknik pijat yang diajarkan oleh instruktur saat pelatihan sudah cukup komprehensif. Dirinya yang baru pertama kali belajar pijat ini mengaku tertarik untuk memperdalam teknik memijat sebagai bekal
nanti ke depan. "Pelatihannya sangat bagus, sudah bisa menambah pengetahuan. Karena kalau saya pribadi belum terlalu paham dengan pelatihan pijat gitu, baru pertama mengikuti jadinya mungkin sesuatu hal yang baru. Manfaatnya juga sangat banyak," kata siswa kelas XII MAN II
Sleman ini. (OL-13)

Baca Juga: Deteksi Dini Gangguan Tiroid, Cegah Gangguan Perkembangan Bayi



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya