Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Harga Telur Ayam Masih Tinggi Di Kota Sukabumi, Pedagang Keluhkan Turunnya Pendapatan

Benny Bastiandy
30/8/2022 18:56
Harga Telur Ayam Masih Tinggi Di Kota Sukabumi, Pedagang Keluhkan Turunnya Pendapatan
Harga telur ayam di Kota Sukabumi, Jawa Barat masih tinggi.(ANTARA)

HAMPIR dua pekan harga telur ayam di Kota Sukabumi, Jawa Barat, bertahan di kisaran Rp31 ribu-Rp32 ribu per kilogram. Sejumlah pedagang pun mengeluh dengan kondisi tersebut lantaran pendapatan mereka jadi berkurang.

Asep Abdul, pedagang telur ayam di Pasar Pelita, mengaku naiknya harga telur ayam terjadi hampir 15 hari. "Karena mahal, dagangan jadi sepi," kata Asep, Selasa (30/8).

Meskipun harga mahal, kata Asep, tetapi sejauh ini pasokan komoditas telur ayam relatif masih cukup lancar. Pada kondisi harga normal, sebut Asep, biasanya ia bisa menjual hampir 10 kas/peti.

"Sejak harganya naik, penjualan agak dikurangi. Sekarang paling saya bawa 2 kilogram saja karena jarang pembeli," ucapnya.

Asep menuturkan naiknya harga telur ayam saat ini merupakan dampak penyaluran bantuan sosial. Sebagian besar pemasok menyuplai kebutuhan telur ayam yang merupakan salah satu komoditas kebutuhan pada bantuan sosial.

"Mungkin karena permintaan sedang banyak, jadi harga juga ikut naik. Jadi harga di pasaran juga naik," sebutnya.

Data Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan setempat, per Selasa (30/8), harga telur ayam masih bertahan di kisaran Rp31 ribu per kilogram hasil monitoring di Pasar Pelita dan Pasar Tipar Gede. Terdapat juga komoditas lain yang sekarang tren harganya ikut naik yakni cabai merah keriting sebesar Rp60 ribu dari sebelumnya di kisaran Rp55 ribu per kilogram. Komoditas lain yang juga terpantau naik yaitu cabai rawit merah. Semula harganya di kisaran Rp48 ribu naik menjadi Rp55 ribu per kilogram.

Kepala Seksi Pengawasan Barang Strategis Diskumindag Kota Sukabumi, M Rifki, menuturkan hasil monitoring di lapangan, naiknya harga telur ayam terpantau sejak 9 Agustus. Penyebabnya, sebut Rifki, pasokan komoditas tersebut berkurang.

"Informasinya banyak ayam petelur yang sudah tidak produktif sehingga harus dipotong. Ini mengakibatkan produksi telur ayam jadi berkurang. Mudah-mudahan dalam waktu dekat harga bisa kembali normal," jelasnya.

Wakil Gubenur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, menambahkan Pemprov Jabar terus berupaya agar harga telur ayam bisa kembali normal. Uu mengaku Pemprov Jabar sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat menstabilkan kembali harga di pasaran. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya