Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Kasus Covid-19n di Jawa Barat Kembali Melonjak

Naviandri
03/8/2022 21:22
Kasus Covid-19n di Jawa Barat Kembali  Melonjak
Ilustrasi(DOK MI)

KASUS Covid-19 di Provinsi Jawa Barat (Jabar) kembali meningkat tajam. Peningkatan terjadi sejak awal Juni 2022.

Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek) dan Bandung Raya menjadi kawasan aglomerasi dengan jumlah kasus aktif Covid-19 terbanyak di Jabar pada gelombang penyebaran varian Omicron BA.4 dan BA.5.

Data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar atau Pikobar  mencatat 13.351 kasus aktif atau orang yang menjalani perawatan dan isolasi mandiri di Jabar per 2 Agustus 2022. Angka terbaru ini jauh lebih besar dibandingkan kasus aktif pada 2 Juni 2022 lalu yang hanya 432 orang.

"Terakhir pada 2 Agustus 2022 saja terdapat penambahan 1.549 kasus baru Covid-19 di Jabar, padahal jika dibandingkan dengan dua bulan lalu, yakni pada 2 Juni 2022, saat itu hanya bertambah 32 kasus baru saja. Pikobar pun menyatakan daerah dengan kasus aktif Covid-19 terbanyak di Jabar," kata Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jabar, Setiawan Wangsaatmadja di Bandung, Rabu (3/8)

Menurut Setiawan, berdasarkan data Pikobar, uritan pertama adalah Kota Depok dengan 4.899 kasus, kemudian Kota Bekasi 2.569 kasus, Kota Bandung 1.766 kasus. Kota Bogor 884 kasus, Kabupaten Bogor 864 kasus, Kabupaten Bekasi 667, Kabupaten Bandung 359, Kota Cimahi 273, dan Kabupaten Bandung Barat 174 kasus. Dari 13.351 orang dengan status aktif Covid-19 tersebut, yang menjalani perawatan hanya 645 orang di 341 rumah sakit di Jabar.

"Sisanya, menjalani pengobatan mandiri di rumah masing-masing. Dengan demikian, angka keterisian rumah sakit perawatan Covid-19 di Jabar hanya 8,54 persen, atau terisi 645 dari 7.554 tempat tidur yang tersedia," jelasnya.

Setiawan menambahkan memang dalam rentang dua minggu terakhir, penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di Jabar rata-rata di angka 900 sampai 1.000-an kasus per hari. "Memang peak-nya adalah saat ini dan saya melihat yang penting indikator-indikator Jabar, kesiapan kita misalnya Bed Occupancy Rate (BOR) kita masih rendah. Jadi artinya sangat terkendali, sementara kalau kita melihat di Juni tahun lalu itu angkanya di atas 60 persen," jelasnya.

Ia mengatakan kebanyakan kasus Covid-19 yang ada saat ini memiliki kefatalan yang rendah. Artinya orang yang positif Covid-19 kebanyakan cukup melakukan isolasi mandiri. Seupaya mungkin dilakukan dengan baik karena sangat efektif, misalnya 7 sampai 10 hari isoman itu akan negatif sendiri. Dan memang kasus tertinggi masih Bodebek, masih di angka 75 persen, lalu sisanya di Bandung Raya. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik