Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ratusan Pemanah Jawa-Bali Ramaikan Lomba Jemparingan Gaya Mataraman di Klaten

Djoko Sardjono
24/7/2022 21:50
Ratusan Pemanah Jawa-Bali Ramaikan Lomba Jemparingan Gaya Mataraman di  Klaten
Para peserta lomba memanah gaya matraman di Klaten, Jawa Tengah(DOK/KOMINFO KLATEN)


RATUSAN pemanah dari Jawa dan Bali mengikuti Gladhen Ageng Jemparingan
2022 yang digelar di lapangan Kalibajing, Desa Pakahan, Kecamatan
Jogonalan, Klaten, Minggu (24/7).

Gladhen Ageng Jemparingan dalam rangka menyambut Hari Jadi ke-218
Klaten, dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan
Pariwisata (Disbudporapar) Klaten Sri Nugroho.

Ketua Panitia Gladhen Ageng Jemparingan, Agung Kritantana, menyebutkan
jumlah pemanah yang hadir sekitar 500 orang. Mereka dari 20 kota di Jawa dan Bali, termasuk pemanah dari Pulau Madura.

Lomba panahan tradisional itu dengan gaya mataraman, yakni memanah
bandulan (sasaran) dengan posisi duduk atau bersila. Selain itu, pemanah diwajibkan berpakaian adat daerah masing-masing.

Untuk peserta lomba panahan dari Jawa diwajibkan mengenakan sorjan dan
kain jarik lengkap dengan ikat kepala atau blangkon. Sementara pemanah
asal Bali dengan memakai kain kamen dan udeng.

"Demikian juga dengan pemanah perempuan yang turut ambil bagian dalam
Gladhen Ageng Jemparingan. Mereka juga diwajibkan mengenakan kebaya dan
kain jarit maupun kamen," imbuh Agung Kristantana.

Mengenakan pakaian adat adalah merupakan salah satu syarat wajib bagi
peserta. Jika ada peserta yang tidak mengenakan pakaian adat
didiskualifikasi, meskipun dalam lomba itu mendapatkan poin tinggi.

Sementara itu, Kepala Disbudporapar Klaten Sri Nugroho memberikan
apresiasi penyelenggaraan Gladhen Ageng Jemparingan gaya mataraman dalam  rangka memeriahkan Hari Jadi ke-218 Klaten.

Kegiatan lomba jemparingan gaya mataraman dinilai sangat bermakna bagi
generasi penerus dalam upaya melestarikan budaya secara turun temurun.
Karena itu, jemparingan ini ke depan perlu dijaga.

"Kami berharap kegiatan lomba jemparingan gaya mataraman sebagai
representasi latar belakang budaya daerah itu terus dikembangkan dan
dilestarikan agar tidak tergerus oleh budaya asing," pungkasnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya