Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Ratusan Hektare Lahan di Sumsel Telah Terbakar

Dwi Apriani
28/6/2022 17:08
Ratusan Hektare Lahan di Sumsel Telah Terbakar
Ilustrasi(DOK MI)

PROVINSI Sumatera Selatan (Sumsel) saat ini tercatat sudah memasuki musim kemarau. Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) KLHK wilayah Sumatra, Ferdian Krisnanto mengatakan dari awal Januari hingga kini, kasus kebakaran hutan dan lahan terus berlangsung.

Ia mengungkapkan, jumlah luas lahan yang terbakar di semester pertama 2022 mencapai 472,07 hektare. Jumlah tersebut meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 100,9 hektare. "Tidak hanya terjadi di daerah rawan, namun titik api ternyata juga muncul di tiga wilayah baru," jelasnya.

Tiga wilayah baru kasus karhutla yakni Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) dengan luas mencapai 43 hektare, Muara Enim 30 hektare, dan Musi Rawas 10 hektare. Penambahan tiga wilayah dianggap tidak biasa. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), ada pergeseran pola wilayah kebakaran di Sumsel.

"Tiga wilayah itu dulunya jarang terbakar. Tahun ini kebakaran terjadi cukup luas. Meski begitu rata-rata kebakaran lahan di ketiga wilayah itu bersifat sporadis dengan luas lahan terbakar sekitar 2 hektar," ungkap dia.

Pihaknya mencatat jika kebakaran lahan di Sumsel sebelumnya diakibatkan perambahan untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan, maka saat ini mulai bergeser untuk pembangunan kawasan perumahan. "Perubahan pola kebakaran lahan ini harus segera diantisipasi oleh pihak terkait," jelas dia.

Menurut Ferdian, perambahan lahan mulai meningkat sejak dua bulan terakhir. Jika tidak diantisipasi, ia mengkhawatirkan lahan yang dibakar akan menciptakan kebakaran lahan yang lebih luas.

Untuk mengantisipasi puncak kemarau yang pada Juli-September mendatang, pihaknya masih menargetkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Metode TMC yang sudah dilakukan selama 15 hari berdampak positif pada peningkatan curah hujan di Sumsel.

"Kita berharap dengan hujan buatan membaut lahan yang rentan terbakar akan terus basah dan embung tetap terisi air. Embung ini berdampak pada persediaan air saat ada lahan sekitar yang terbakar," pungkasnya. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya