Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kalsel Kembangkan Sistem Pertanian Padi Apung

Denny Susanto
01/6/2022 09:23
Kalsel Kembangkan Sistem Pertanian Padi Apung
Kalsel kembangkan padi apung(MI/Denny Susanto)

PEMERINTAH Provinsi Kalimantan Selatan membuat proyek percontohan pertanian padi di atas air atau disebut padi apung. Pilot project ini diharapkan dapat menjadi solusi kasus kegagalan tanam dan panen akibat banjir.

"Kita tengah mengembangkan tanaman padi dengan sistem terapung. Pilot project ini sudah kita perlihatkan kepada menteri pertanian dan rencananya akan kita kembangkan secara luas di Kalsel," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Kalsel Syamsir Rahman, Rabu (1/6).

Padi apung ini dikembangkan di sejumlah daerah pertanian lahan rawa seperti Kabupaten Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Utara dengan luas total 50 hektare.

"Estimasi kita pertanian sistem apung justru bisa meningkatkan produksi hingga 7-8 ton per hektare. Sedangkan hasil panen padi di lahan rawa selama ini hanya 4 ton," ujarnya.

Sistem padi apung hampir sama dengan pertanian hidroponik skala besar, tanaman padi ditanam di dalam pot dan diletakkan terapung di atas air. Syamsir melanjutkan, pengembangan padi apung dilatarbelakangi kondisi terendamnya lahan pertanian rawa akibat banjir yang tak kunjung surut lebih dari setahun terakhir sehingga petani tidak bisa bercocok tanam.

"Luas lahan pertanian Kalsel 400 ribu hektare dan 20% adalah pertanian lahan rawa. Jika kondisi ini tidak segera diatasi maka produksi padi Kalsel terancam dan kehidupan petani akan semakin sulit," kata Syamsir.

Baca juga:  Fakultas Pertanian UMJ Gelar Panen Raya Perdana dari Program Kebun Hidroponik

Terlebih target Kalsel sebagai penyangga pangan utama bagi ibu kota negara (IKN) mengharuskan peningkatan produksi pertanian tanaman pangan secara signifikan. Produksi beras Kalsel mencapai 1,1 juta ton mengalami surplus sebesar 650 ribu ton. Sekitar 400 ribu ton akan dipasok untuk kebutuhan IKN.

Bakeri, Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Kabupaten Hulu Sungai Selatan, mengatakan saat ini banyak petani lahan rawa di daerahnya (Nagara) tidak bisa tanam karena kondisi air rawa yang terus menerus dalam.

"Para petani terpaksa mencari pekerjaan lain atau menyewa lahan garapan di daerah lain," ungkap Bakeri yang kini menjadi buruh pembukaan perkebunan kopi di Bati-bati, Tanah Laut.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya