Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Ganjar Bingung Suplai Cukup, Kok Harga Migor Curah Capai Rp25 ribu/liter

Akhmad Safuan
19/4/2022 09:45
Ganjar Bingung Suplai Cukup, Kok Harga Migor Curah Capai Rp25 ribu/liter
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo(MI/Haryanto)

MEMASUKI hari ke 17 bulan Ramadan, harga kebutuhan pokok di beberapa daerah di pantura Jawa Tengah stabil, tetapi harga cabe keriting dan rawit merah turun drastis serta minyak goreng (migor) curah tetap harga tinggi.

Pemantauan Media Indonesia Selasa (19/4) harga kebutuhan pokok (sembako) di beberapa daerah di pantura Jawa Tengah seperti Pekalongan, Kendal dan Semarang masih stabil memasuki hari ke 17 puasa Ramadan, namun beberapa komuditas terjadi perubahan harga cukup signifikan.

Harga beras, gula pasir, tepung terigu, bawang merah, bawang putih, ayam potong, daging sapi tetap seperti sebelumnya, namun harga cabe merah keriting dan cabe rawit merah (cabe setan) merosot dari sebelumnya masih Rp32.000 per kilogram menjadi Rp26.500 per kilogram.

Sementara itu migor curah di pasar tradisional tetap bertahan tinggi dengan harga diatas HET Rp14.000 per liter, meskipun minyak goreng kemasan dengan harga Rp21.000-Rp25.500 per liter membanjiri pasar, namun migor curah dijual pedagang tinggi Rp18.000-25.000 per liter.

Bahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sendiri ketika lakukan pemantauan langsung ke beberapa pasar Gubug, Kabupaten Grobogan, meski mendapai distributor menjual Rp15.000 per liter namun mendapati pedagang menjual Rp18.000-Rp20.000 per liter.

"Bagaimana ini pak, harga minyak goreng curah masih tinggi, tidak seperti diberitakan harga sesuai HET," ujar pembeli mempertanyakan kepada gubernur Ganjar Pranowo.

Sementara di Pasar Projo Ambarawa, Kabupaten Semarang harga migor curah juga cukup tinggi sama dengan minyak goreng kemasan, bahkan pedagang di pasar tersebut menjual Rp25.000 per liter menjadikan para pembeli mengeluh. "Harga minyak goreng curah kok sama dengan kemasan, heran aku," ujar Sunarni,48, seorang pedagang di sana.

Ganjar Pranowo mengatakan sistem distribusi hingga sampai distributor berlangsung cukup baik, namun permasalahan muncul terjadi di tingkat tengkulak hingga harga di tingkat pengecer dan pembeli menjadi tinggi.

"Ini yang harus kita benahi dan dicarikan jalan keluar. Padahal Jumlah minyak goreng curah cukup banyak, harga kok belum turun," ungkap Ganjar Pranowo.

Menurut Ganjar, setelah datang 2.614 ton migor curah dan ada tambahan dari produsen lainnya, seharusnya mencukupi kebutuhan hingga dua pekan. Bahkan jelang lebaran mendatang akan datang lagi migor curah tambahan hingga 3.000 ton seharusnya mencukupi hingga usai lebaran. (OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya