Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Jelang Musim Kemarau, Pemprov Sumsel Antisipasi Karhutla

Dwi Apriani
03/4/2022 17:27
Jelang Musim Kemarau, Pemprov Sumsel Antisipasi Karhutla
Karhutla(DOK MI)

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika di Sumatera Selatan memperkirakan musim kemarau akan segera datang, dan saat ini masuk masa peralihan. Kondisi musim kemarau akan terjadi pada bulan Mei mendatang.

Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, kondisi peralihan musim dari hujan ke kemarau akan memicu peningkatan hotspot atau titik panas. "Menurunnya curah hujan ini dapat memicu kemunculan hotspot kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Berdasarkan data yang ada, hotspot sudah mulai terjadi meski musim kemarau belum benar terjadi. Karenanya kami mengimbau agar masyarakat, pemerintah daerah hingga semua stakeholder waspada dengan hal ini," ungkap Kepala Stasiun Klimatologi Sumsel Wandayantolis.

Ia mengatakan, musim kemarau tahun 2022 diperkirakan akan berjalan selama empat bulan. Dimulai pada Mei dan mencapai puncak pada September 2022 mendatang.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel telah melakukan beberapa persiapan khususnya, wilayah yang menjadi kawasan rawan sebaran titik api saat terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla). Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Bencana BPBD Sumsel, Ansori mengatakan dari 17 kabupaten/kota yang ada di Sumsel sebanyak 12 daerah menjadi kawasan titik api yang cukup besar.

"Enam daerah diantaranya perlu dilakukan antisipasi dan penanggulangan lebih masif, hal ini karena di wilayah itu didominasi dengan lahan gambut yang apabila terjadi karhutla akan lebih sulit dipadamkan dan memakan waktu yang panjang," katanya.

Adapun keenam kabupaten itu yakni, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI), Sebagian Ogan Ilir, Banyuasin, Pali dan juga Muara Enim. Ia menjelaskan Sumsel sendiri hampir semua wilayah rawan karhutla, apalagi kalau kondisi lahannya sudah kering tapi yang menjadi masalah adalah ketika lahan gambut yang terbakar sehingga penanganannya lebih ekstra dibandingkan lahan mineral.

Ansori menyebutkan personel yang akan diterjunkan jumlahnya sudah permanen yakni berkisar lebih dari 1.000 orang yang tersebar di beberapa OPD termasuk perusahaan swasta baik perkebunan maupun perusahaan hutan-hutan aman industri.

"Artinya untuk pengamanan dan mobilisasi tergantung dengan kondisi dan eskalasi tapi untuk personel ada seribu lebih. Dan nanti akan disesuaikan lagi dengan kondisi di lapangan," bebernya.

Pihaknya juga sudah melakukan apel kesiapsiagaan personel peralatan, koordinasi operasi, pengendalian operasi pemadaman darat dan udara, operasi pemadaman darat gabungan, operasi penegakan hukum. "Selanjutnya kami juga melakukan sosialisasi, penyebarluasan maklumat larangan membakar, aktivasi posko, patroli terpadu, teknologi modifikasi cuaca, pembuatan kanal blocking, dan audit kepatuhan perusahaan dalam kesiapsiagaan pencegahan dan pengendalian karhutla," pungkasnya. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya