Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Masa Tanggap Darurat Bencana di Kota Sukabumi Berakhir

Benny Bastiandy
04/3/2022 16:48
Masa Tanggap Darurat Bencana di Kota Sukabumi Berakhir
Ilustrasi(Medcom)

STATUS tanggap darurat bencana banjir dan tanah di Kota Sukabumi, Jawa Barat berakhir, Kamis (3/3). Selanjutnya akan dilakukan pemulihan dengan melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi berbagai sarana dan prasarana yang rusak akibat terdampak bencana pada 17 Februari 2022.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Imran Wardhani, menjelaskan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor berlangsung selama 14 hari terhitung sejak 18 Februari hingga 3  Maret berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota Sukabumi Nomor 188.45/55 BPBD/2022. Selama tanggap darurat bencana, BPBD telah melakukan berbagai upaya penanganan.

"Kami melakukan berbagai langkah dan upaya selama tanggap darurat bencana. Di antaranya melakukan asesmen di lokasi kejadian dan mengoordinasikannya dengan instansi teknis, mengevakuasi material dan sampah, menyiapkan posko lapangan dan tenda pengungsi serta dapur umum di berbagai titik, menyalurkan bantuan paket sembako, dan lainnya," kata Imran, Jumat (4/3).

Bencana banjir dan tanah longsor dipicu hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang berlangsung lebih dari 6 jam. Akibatnya, sejumlah aliran sungai meluap akibat debit air tinggi. "Seperti aliran Sungai Cigunung, Cibandung, Cisuda, Cipelang, Cimandiri, dan aliran sungai lainnya," tutur Imran.

Bencana mengakibatkan dampak cukup signifikan di berbagai wilayah. Paling parah terjadi di Kampung Tugu Kelurahan Jayaraksa Kecamatan Baros yang terendam banjir meluapnya aliran Sungai Cisuda.

Data yang dihimpun BPBD Kota Sukabumi, jumlah warga yang terdampak sebanyak 838 kepala keluarga atau 2.867 jiwa. Terdapat sebanyak 499 unit rumah rusak ringan, 235 unit rumah rusak sedang, serta 105 unit rumah rusak berat.

Rinciannya, di Kecamatan Baros terdapat 324 kepala keluarga atau 1.057 jiwa. Sebanyak 118 unit rumah rusak ringan, 139 unit rusak sedang, dan 68 unit rusak berat. Di Kecamatan Cikole terdapat 118 kepala keluarga atau 415 jiwa dengan jumlah rumah sebanyak 107 unit rusak ringan, 6 rusak sedang, dan 4 rusak berat.

Di Kecamatan Citamiang sebanyak 4 kepala keluarga atau 16 jiwa terdampak. Terdapat 4 unit rumah rusak berat. Sementara di Kecamatan Cibeureum terdapat 246 kepala keluarga atau 847 jiwa dengan jumlah rumah rusak ringan sebanyak 152 unit, rusak sedang 73 unit, dan rusak berat 20 unit.

Di Kecamatan Lembursitu terdapat 46 kepala keluarga atau 164 jiwa dengan jumlah rusak ringan sebanyak 40 unit, rusak sedang 3 unit, dan rusak berat 5 unit. Di Kecamatan Gunungpuyuh terdapat 19 kepala keluarga atau 53 jiwa yang terdampak dengan jumlah rusak ringan sebanyak 14 unit dan rusak sedang 5 unit. Sedangkan di Kecamatan Warudoyong terdapat 81 kepala keluarga atau 305 jiwa dengan jumlah rumah rusak ringan sebanyak 68 unit, 9 rusak sedang, dan 4 rusak berat.

"Bencana terjadi di 24 kelurahan di 7 kecamatan. Banjir dan tanah longsor juga berdampak terhadap 51 tempat ibadah, dua sarana pendidikan, dan 2 sarana kesehatan," jelas Imran.

Terdapat 1 orang meninggal dunia dan 1 orang luka ringan. Sedangkan dua kepala keluarga mengungsi di tempat pengungsian sementara yang disediakan BPBD Kota Sukabumi.

Potensi bencana di Kota Sukabumi masih jadi ancaman mengingat curah hujan masih cukup tinggi. BPBD pun masih terus siaga melihat perkembangan di lapangan.

"Alhamdulillah, selama tanggap darurat bencana, kami dibantu hampir 1.369 orang yang berasal dari berbagai instansi dan lembaga serta para relawan. Jika dirata-ratakan, setiap hari selama tanggal darurat bencana terdapat 100 orang yang membantu penanganannya," pungkasnya. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya