Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DERETAN bangunan tua di kawasan Stasiun Kereta Api Cianjur, Jawa Barat, sudah tidak berpenghuni. Warna catnya pun sudah terlihat memudar pada bagian dinding temboknya.
Konon, dulunya bangunan peninggalan kolonial tersebut merupakan bagian dari kantor Perusahaan Jawatan Kereta Api (sekarang PT Kereta Api Indonesia). Warga Cianjur mengenalnya sebagai Dipo.
Namun, dari deretan bangunan tersebut salah satunya disulap jadi kafe. Ukurannya memang tidak terlalu besar. Kira-kira sekitar 6x3 meter persegi. Pada kaca pintu masuk tertulis Cafe Kilometer 95.
Cukup sensasional. Pasalnya, sambil menikmati beragam kopi ataupun kudapan, pada jam-jam tertentu, para pengunjung akan disuguhi kereta api Siliwangi jurusan Sukabumi-Cianjur-Cipapat yang melintas.
Sekarang, tempat itu dijadikan Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Cianjur sebagai Kafe Literasi. Di dalamnya memang terdapat banyak buku dengan berbagai judul serta jenis.
Tujuannya, keberadaan kafe literasi itu diharapkan bisa mendongrak minat baca masyarakat. Terutama di kalangan milenial.
"Diresmikannya kafe literasi ini tak terlepas program Cianjur Caang. Ini (Cianjur Caang) merupakan satu dari lima program unggulan Kabupaten Cianjur. Kami ingin memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat melalui gerakan literasi," kata Herman seusai peresmian Kafe Literasi, Selasa (15/2).
Di Kafe Literasi, kata Herman yang juga manajer Kafe Literasi, terdapat berbagai jenis buku. Terutama buku-buku bersejarah yang bisa menjadi pengetahuan, terutama bagi kalangan generasi muda. "Kafe ini kan tempat berkumpulnya anak muda. Jadi, sambil nongkrong dan ngopi bisa sambil membaca-baca buku sejarah," tutur Herman.
Tersedianya ruang-ruang literasi, sebut Herman, sebagai upaya mendongkrak minat baca warga Kabupaten Cianjur. Selain terdapat Kafe Literasi, sekarang di Kabupaten Cianjur pun terdapat Bus Wisata Literasi.
"Wisatawan bisa berkeliling kota mengenal berbagai sejarah Cianjur menggunakan Bus Wara-wiri Wisata Literasi. Sambil berwisata mereka juga bisa sambil membaca karena di dalam mobil wara-wiri kami siapkan berbagai buku. Insya Allah, kami coba mengikuti tren-tren yang digandrungi kalangan generasi muda," beber Herman.
Untuk pengayaan berbagai buku, sebut Herman, warga Cianjur yang memiliki buku-buku bersejarah, bisa mewakafkannya ke ruang-ruang literasi. Herman mengaku dirinya pun sudah mewakafkan berbagai buku yang dimilikinya.
"Daripada numpuk di rumah, lebih baik saya wakafkan. Insya Allah jadi pahala dan bermanfaat. Jadi caang (menerangi) warga dengan informasi dan pengetahuan. Saya mengajak warga Cianjur agar mulai gemar membaca. Iqra. Bacalah," ungkapnya.
Kepala Dinas Perpustakaan Arsip Kabupaten Cianjur, Amad Mutawali, mengaku terus berupaya meningkatkan minat baca masyarakat. Selain meluncurkan Kafe Literasi, juga diluncurkan Bus Wara-wiri Literasi.
"Dengan inovasi ini kami mendorong masyarakat tumbuh minat bacanya. Jadi perlu ada inovasi yakni perpustakaan berbasis rekreasi," kata mantan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cianjur itu.
Literasi mencakup kegiatan membaca, menghitung, menulis, dan mendiskusikan. Karena itu, sebut Amad, konsep perpustakaan harus dikembangkan selangkah lebih maju.
"Kalau konsep perpustakaan hanya terdapat buku saja, mungkin masyarakat agak ogah datangnya. Makanya harus dikemas lebih rekreatif agar mereka betah berlama-lama karena bisa sambil membaca," ucapnya.
Amad tak memungkiri tingkat baca masyarakat Kabupaten Cianjur masih relatif kurang. Hasil survei yang dilakukan, minat bacanya masih di kisaran 0,2% dari jumlah penduduk Kabupaten Cianjur sekitar 2,4 juta jiwa. Penyebabnya dimungkinkan karena berbagai faktor.
"Masih sangat jauh. Apalagi dengan situasi pandemi covid-19, minat warga datang ke perpustakaan juga sangat turun drastis. Makanya, berbagai inovasi perlu dilakukan, termasuk perpustakaan digital," pungkasnya. (BB/OL-10)
KEHADIRAN Rumah Baca Sayyidil Khusna di Mersam, Batanghari, Jambi, menjadi harapan bagi warga sekitar untuk masa depan anak-anak penerus desa tersebut.
BBW Books di Padalarang digelar selama 11 hari sejak tanggal 23 Mei - 2 Juni 2024.
Kanal Jelita dapat menjadi jembatan untuk banyak komunitas wanita di luar sana untuk memperkenalkan komunitas mereka kepada masyarakat.
Project ini merupakan sebuah inisiatif yang bertujuan memberdayakan satu juta ibu di Indonesia melalui peningkatan keterampilan digital.
Peserta juga diberikan pelatihan tentang bagaimana memperoleh penghasilan tambahan bagi kesejahteraan keluarga memanfaatkan platform digital.
Program literasi keuangan bagi anak mencakup metode interaktif seperti permainan digital, sesi kelas, dan kegiatan berbasis komunitas.
Sejenak berjalan kaki dari Taman Ayodia di kawasan Jalan Barito, Jakarta Selatan yang sejuk nan hijau kita akan berjumpa dengan Sunyi Coffee.
Setelah menempuh pelatihan, peserta bisa langsung bekerja di DignityKu atau magang di restoran atau kafe lainnya.
Check, Mate Cate menyajikan ruang yang menyatukan catur, olahraga dan musik.
Setiap pengunjung Uma Oma Cafe yang datang akan disambut dengan sapaan hangat dari Oma.
Pada kesempatan itu diperkenal biji kopi Caffe Vergnano variasi 1882 Original Blend, Espresso Crema, Espresso Whole Beans, dan Capsule Cremoso.
Caffè Vergnano menghadirkan pengalaman kopi yang diwariskan selama lebih dari 140 tahun, mengusung tradisi dan kualitas khas Italia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved