Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
AGUS Mubarok, 48, yang diduga merupakan otak pembunuhan satu keluarga di Banyuasin, Sumatra Selatan, ditangkap di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu (22/5) dini hari.
''Untuk hilangkan jejak, usai membunuh pada Selasa (10/5) malam, dia (Agus Mubarok) berpindah-pindah tempat. Baik di daerah di Pulau Sumatra hingga keluar Pulau Sumatra. Dia ingin hapus jejak,'' ucap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel Kombes Daniel Tahi Monang Silitonga, Senin (23/5).
Ia mengatakan, AM diamankan di kosannya di Cikarang. Saat itu, kata Daniel, AM bersama istrinya, Erlin. ''Selain AM ditangkap, kita juga bawa istrinya ke Palembang untuk didalami dan diperiksa. Sampai kini istrinya masih diperiksa. Kita belum bisa berikan pernyataan, istrinya terlibat dalam pembunuhan atau tidak,'' ungkap dia.
Berdasarkan hasil interogasi, Daniel mengatakan, awal kasus terjadi ketika korban (Tasir) memiliki uang Rp750 juta dari hasil penjualan rumah dan tanah keluarga. Lalu pelaku (AM) berupaya memindahkan uang tersebut atau mengambil uangnya untuk menjadi miliknya.
Lalu AM menawarkan tanah dua kavling di Kelurahan Muara Padang, Kecamatan Muara Padang, Kabupaten Banyuasin, senilai Rp155 juta dan Rp150 juta. Korban membeli tanah tersebut dan memberikan uang. Namun, setelah korban mengetahui bahwa tanah yang dijual itu tidak benar adalah milik AM, maka korban meminta kembali uang yang telah diberikan kepada AM.
''AM merasa terancam karena tak bisa kembalikan uangnya. Uang hasil penjualan itu sudah dipakai AM, dan korban mengancam akan melapor ke polisi. Karena itu korban menghubungi empat temannya, P (20), AK (19), NN (17) dan U, untuk selesaikan masalah ini. Tiga lainnya sudah tertangkap, tapi U masih dalam pengejaran dan sudah dijadikan DPO (daftar pencarian orang),'' beber Daniel.
Keempat pelaku yang membantu pembunuhan itu adalah warga Desa Makarti Jaya yang jaraknya cukup jauh, tiga jam perjalanan, dari lokasi rumah korban di Desa Indrapura. Dari penyelidikan, pelaku dijanjikan oleh AM dimana masing-masing mendapat satu unit sepeda motor dan uang tunai Rp5 juta.
''Tapi sampai saat ini, belum ada satupun yang dibayar. Sebab AM sudah lebih dulu kabur,'' cetus Daniel.
Terkait penyebab pelaku membunuh keluarga korban masih belum diketahui, sebab masih dalam pendalaman Polda Sumsel.
Diketahui, para pelaku dengan tega menghabisi satu keluarga Tasir. Yakni Roipah (istri Tasir), Kartini (anak Tasir), Winarti dan Yani (cucu Tasir) yang tinggal di Desa Indrapura, Banyuasin.
Saat penangkapan, Agus mencoba melawan, sehingga polisi menembakkan timah panas di kaki kanan dan kirinya. Ia mengaku takut dilaporkan ke pihak kepolisian karena menjual tanah yang bukan merupakan miliknya.
''Saya takut dilaporkan ke polisi. Saya dan empat teman lainnya membunuh keluarga Tasir pada Selasa Malam pukul 19.00 WIB. Pakai alat kayu gelam untuk membunuh Tasir dan keluarganya,;; ujar Agus.
Dia mengatakan, uang yang berhasil dirampas dari Tasir dan uang menjual tanah, direncanakan untuk membeli rumah. Namun sudah dipakai untuk membayar dan membiayai hal lainnya. (X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved