Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Sumbar Berpotensi sebagai Pusat Konservasi Satwa Terbanyak di Indonesia

Yose Hendra
13/1/2022 16:42
Sumbar Berpotensi sebagai Pusat Konservasi Satwa Terbanyak di Indonesia
Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) berada dalam perangkap Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat.(Antara/Muhammad Arif Pribadi.)

KAYA keanekaragaman satwa liar yang langka hingga endemik, Sumatra Barat (Sumbar) berpotensi menjadi provinsi pusat konservasi satwa terbanyak di Indonesia. Saat ini, Sumbar menjadi satu-satunya daerah yang memiliki pusat konservasi harimau sumatra di Indonesia yang berada di Dharmasraya. 

Masih banyak potensi konservasi lain seperti murai batu, rusa, dan hewan endemik di Kepulauan Mentawai. Demikian disampaikan Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy saat membuka acara talkshow, pameran foto dan peluncuran buku Konflik Manusia-Harimau dengan tajuk Nagari Ramah Harimau di ZHM Premiere Hotel, Padang, Kamis (13/1).

"Terus terang saya baru tahu kalau Sumbar punya pusat konservasi harimau sumatra dan menjadi satu-satunya di Indonesia. Banyak masyarakat yang mungkin belum tahu. Ini suatu potensi," kata Audy.

"Cita-cita saya Sumbar bisa jadi pusat konservasi hewan terbanyak di Indonesia. Saya yakin bisa karena keanegaragamannya luar biasa. Ditambah lagi kita punya empat hewan endemik di Mentawai," tambah Audy.

Beberapa konservasi lain yang bisa dibuat di Sumbar, menurut Wagub, konservasi burung murai batu atau kucica hutan (Copsychus malabaricus), meskipun tidak termasuk satwa yang dilindungi. Populasinya banyak di Sumbar dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.

Baca juga: Sembilan Mobil Damkar Jinakkan Kebakaran di Pasar Kliwon Kudus

Oleh sebab itu, Audy berharap dukungan dari seluruh pihak untuk ikut menjaga kelestarian alam yang pada akhirnya juga bisa menjadi ekowisata dan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat lokal tanpa harus merusak ekosistem dan habitat satwa. Selain itu, Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasraya (PRHSD) juga berpotensi untuk pengembangan wisata minat khusus eco-edutourism, terutama tentang memperkenalkan harimau sumatra kepada kalangan remaja dan mahasiswa. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya