Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Harga Minyak Goreng tidak Terkendali, Perajin Tempe Malang Kelimpungan

Bagus Suryo
05/1/2022 15:11
Harga Minyak Goreng tidak Terkendali, Perajin Tempe Malang Kelimpungan
Perajin tempe sedang memproduksi keripik di tempat usahanya Jalan Sanan, Purwantoro, Blimbing, Kota Malang, Jatim, Rabu (5/1).(MI/Bagus Suryo.)

HARGA minyak goreng yang mahal kian memberatkan perajin tempe di sentra industri tempe Sanan, Kota Malang, Jawa Timur. Kenaikan harga minyak goreng yang tak terkendali turut mengerek komoditas lain, yaitu kedelai, plastik, tepung kanji, dan tempe batangan. 

Dalam kondisi itu, Pemkot Malang belum bertindak melalui operasi pasar. "Kenaikan harga minyak goreng hampir setiap hari," tegas Sentot, perajin keripik tempe skala UMKM di Sanan, Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Rabu (5/1).

Sentot menjalankan usaha skala rumah tangga bersama sang istri, Denny, di Jalan Sanan VIII Nomor 219. Saban hari, ia memproduksi keripik camilan khas Malang.

Ia menyatakan harga minyak goreng curah sekarang Rp19 ribu per kg dari semula Rp11 ribu per kg. Kenaikan harga sejak November 2021 itu membuat perajin kelimpungan karena harga minyak goreng kemasan sudah menyentuh Rp302 ribu per jeriken isi 16 kg dari semula Rp145 ribu per jeriken.

Sedangkan kebutuhan memproduksi keripik tempe kapasitas 100 kg per hari membutuhkan 48 kg minyak goreng. Alhasil, kenaikan harga minyak goreng membuat ratusan perajin tempe di Sanan mengalami kebingungan. Pasalnya, perkembangan harga yang tidak stabil menyulitkan mereka dalam memasarkan produk ke konsumen.

Selain itu, kenaikan harga minyak goreng merembet ke mana-mana. Harga plastik ikut melonjak semula Rp30 ribu per kg menjadi Rp37.500 per kg. Harga tepung kanji kemasan isi 25 kg juga naik semula Rp195 ribu menjadi Rp215 ribu. 

Tempe batangan bahan keripik naik semula Rp16 ribu per lonjor menjadi Rp17 ribu per lonjor. Kenaikan harga tempe itu lantaran harga kedelai yang belum turun sejak akhir 2021 semula Rp9.700 menjadi Rp10.250 per kg. Padahal harga kedelai pada pertengahan 2021 sekitar Rp8.500 per kg. "Belum ada tindakan dari Pemkot Malang. Tidak ada operasi pasar dan bantuan ke perajin," ungkapnya.

Kenaikan harga bahan baku produksi camilan khas Malang itu membuat perajin terpaksa menaikkan harga keripik tempe semula Rp8.000 menjadi Rp8.500 per bungkus. Namun, kenaikan harga itu tidak bisa dilakukan secara terus-menerus kendati harga bahan baku melonjak saban hari.

Baca juga: Pemprov Sulsel Tender Awal 23 Proyek

"Kita tidak bisa menaikkan harga tiap hari dengan alasan mengikuti harga minyak goreng. Yang kami inginkan harganya stabil sehingga bisa mengatur harga secara tetap ke pelanggan," katanya. Menyikapi kondisi ini, Pemkot Malang belum memutuskan kebijakan dalam membantu UMKM. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya