Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PEMERINTAH Provinsi Sumatera Utara (Sumut) melirik pemanfaatan daun kelor sebagai salah satu solusi alternatif mengatasi angka stunting di wilayahnya.
Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah mengatakan, upaya mengatasi kasus stunting di provinsinya tidak hanya dilakukan dengan program yang sudah ada. Namun juga perlu membuat mengikuti inovasi dalam hal pemenuhan nutrisi dan gizi anak. "Inovasi ini salah satunya dengan menggunakan daun kelor," kata Wagub, Jumat (17/12).
Pohon kelor adalah tanaman yang berasal dari suku Moringaceae. Daun ini berukuran kecil serta memiliki bentuk oval dan bertangkai. Tinggi pohon bisa mencapai 11 meter dengan ujung ranting dihiasi bunga kuning beraroma semerbak. Kelor dikenal di seluruh dunia sebagai tanaman bergizi dan WHO telah memperkenalkannya sebagai salah satu pangan alternatif untuk mengatasi masalah gizi.
Berbagai negara di dunia, khususnya Benua Afrika, sudah memanfaatkan daun kelor menjadi suplemen untuk ibu menyusui. Daun kelor juga bisa diberikan kepada bayi untuk membantu tumbuh kembangnya.
Wagub menuturkan, masalah stunting hingga kini masih menjadi perhatian Pemrov Sumut. Stunting (pendek/sangat pendek) adalah kondisi kurang gizi kronis pada anak yang diukur berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur.
Pemprov Sumut mencatat prevalensi stunting Sunut mencapai lebih dari 30% pada 2019. Stunting yang terjadi pada masa balita bisa menjadi pemicu berbagai masalah kesehatan terutama timbulnya berbagai penyakit kronis yang berkaitan dengan gizi yang timbul kelak ketika anak sudah dewasa.
Karena itu Wagub mengatakan Dinas Kesehatan terus diarahkan menekan angka kasus stunting khususnya dengan asupan makanan yang bervitamin yang sangat dibutuhkan dalam penanganan stunting untuk bayi dan ibu hamil. Untuk itu, salah satu upaya yang bisa dilakukam adalah dengan pemanfaatan daun kelor. "Daun ini banyak mengandung vitamin di dalamnya," ujar Wagub.
Menurutnya inovasi pemanfaatan daun kelor sebagai salah satu solusi mengatasi stunting di Sumut masuk akal untuk dilaksanakan. Hal itu karena provinsinya memiliki kondisi tanah yang cocok untuk budidaya daun kelor.
Terlebih sudah ada pula pelaku usaha di Sumut yang menggarapnya, seperti Keloria Moringa. Dari pemilik usaha itu Wagub telah banyak mendapat penjelasan mengenai khasiat daun kelor.
Syahrani Devi, pemilik Keloria Moringa, mengungkapkan Sumut sebenarnya merupakan satu dari enam daerah di Indonesia yang menjadi sentra penghasil daun kelor.
Dia mengapresiasi rencana Wagub Sumut yang ingin daun kelor menjadi salah satu alternatif solusi mengatasi stunting. Dirinya memastikan akan mendukung penuh rencana tersebut.
Selain dapat membantu menekan angka stunting, bagi dia pemanfaatan daun kelor juga sebagai salah satu upaya memajukan kearifan lokal untuk
meningkatkan kesehatan dan perekonomian masyarakat. Apalagi daun kelor sangat mudah tumbuh di wilayah Sumut yang mana pada penanaman perdana, kelor sudah bisa dipanen pada usia empat bulan.
"Jadi dia model panennya itu dipangkas. Setelah panen perdana, bisa dipanen lagi setelah 30-40 hari," kata Syahrani.
Pada panen berikutnya, jumlahnya akan lebih banyak dibanding panen perdana karena setelah dipangkas, akan tumbuh cabang-cabang yang baru.
Pemilik Keloria Moringa ini juga menjelaskan bagaimana mereka menekuni usaha daun kelor hingga saat ini sudah mampu "go internasional". Dari inovasi produk daun kelor kering yang dihasilkannya, mereka memiliki pasar hingga manca negara. (OL-15)
Khasiat daun kelor untuk kesehatan lainnya adalah membantu menurunkan risiko kanker. Manfaat daun kelor tersebut diperoleh dari kandungan niazimicin di dalam kelor.
Biasanya daun kelor digunakan untuk bahan pengobatan tradisional, Lalu bisa dikonsumsi sebagai sayur, teh, atau bubuk herbal.
Daun kelor kaya nutrisi, seperti vitamin A, C, dan kalsium. Daun kelor dapat diolah menjadi teh herbal, cokelat daun kelor hingga produk kecantikan.
Daun kelor (Moringa oleifera) dikenal sebagai salah satu superfood terbaik di dunia karena kandungan nutrisinya yang sangat kaya.
Ia menyebutkan bahwa daun kelor memiliki empat kali lebih banyak kandungan kalsium dibanding susu tanpa laktosa.
Daun kelor kering sebanyak 100 gram diketahui mengandung senyawa protein 2 kali lebih tinggi daripada yoghurt, vitamin A yang 7 kali lebih tinggi daripada wortel.
ANGGOTA Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai belum menunjukkan efektivitas dalam menurunkan angka stunting.
MENTERI Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji memaparkan ada 4 tantangan untuk menurunkan stunting saat ini.
Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terus mengampanyekan zero new stunting.
Menurut Dikdik, inisiatif semacam ini merupakan bagian penting dari strategi pencegahan stunting yang harus dimulai sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun pertama anak.
Menteri sebelumnya dijadwalkan menyaksikan proses distribusi Makan Bergizi Geratis (MBG) di Posyandu Lamahora Barat II, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Penyerahan bantuan dilakukan bersama Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma dan Bupati Rote Ndao Paulus Henuk.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved