BBKSDA Sumut Pasang Dua Kandang Jebak Harimau Sumatra di Padanglawas

Yoseph Pencawan
30/11/2021 22:08
BBKSDA Sumut Pasang Dua Kandang Jebak Harimau Sumatra di Padanglawas
(DOK BBKSDA SUMUT)

BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara memasang dua kandang jebak di dua desa di Kabupaten Padanglawas. Perangkap ini untuk menangkap dua individu Harimau Sumatra yang diduga berkeliaran di kawasan hutan di dua desa tersebut.

Kandang jebak masing-masing dipasang di Desa Huta Bargot, pada Minggu (28/11) dan di Desa Pagaranbira Jae pada Selasa (30/11).

"Pemasangan kandang jebak ini untuk menghindari terjadinya konflik Harimau Sumatra dengan warga," ujar Plt. Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara Irzal Azhar, saat dikonfirmasi, Selasa (30/11).

Dia menjelaskan, pada akhir Oktober hingga awal November lalu pernah terlihat dua individu Harimau Sumatra di Desa Siraisan, Kecamatan Sosopan, Kabupaten Padang Lawas. Ketika itu dilakukan penghalauan/pengusiran dengan menggunakan jenduman dan mercon. Dilanjutkan dengan upaya pencarian.

Namun pada 6 November pencarian dihentikan karena tidak terdeteksi lagi jejak individu harimau bernama latin Panthera tigris sumatrae itu.

Tiga hari lalu muncul lagi jejak Harimau Sumatra, tidak jauh dari kawasan sebelumnya. Bahkan kali ini mereka menampakkan diri sehingga meresahkan warga setempat.

Setelah menerima laporan tersebut Tim Seksi Konservasi Wilayah VI Kota Pinang segera menuju Desa Siraisan, pada Sabtu (27/11). Dan setelah tiba, tim kemudian berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta para pemangku kewenangan terkait.

Informasi yang diperoleh di lapangan menyebutkan bahwa individu harimau sering berkeliaran di sekitar Desa Siraisan, Desa Hutabargot, Desa Pagaranbira Jae dan Desa Siundol Julu.

Kehadiran mereka ditandai dengan jejak-jejak kaki. Bahkan sejumlah warga mengaku melihat langsung satwa dimaksud pada Kamis (25/11).

Individu harimau yang berkeliaran diperkirakan memiliki panjang hingga dua meter dan tinggi sepinggang orang dewasa.

Namun individu harimau tersebut berjalan lamban dan terlihat kurus. Diduga harimau dalam kondisi sakit. Selain itu feses (kotoran) harimau terlihat berceceran di sekitar Desa Huta Bargot.

Feses terlihat tidak normal sehingga diduga harimau dalam kondisi mencret. Dari feses tersebut diperkirakan harimau memakan tanah dan mengindikasikan harimau dalam keadaan sakit.

Sebelum kandang jebak, BBKSDA Sumut juga sudah memasang 'kamera trap' di Desa Huta Bargot dan sempat juga terpantau satu individu harimau sedang berjalan normal, tetapi dalam kondisi badan kurus.

Untuk menghindari terjadinya konflik dan hal-hal yang tidak diinginkan, BBKSDA pun memutuskan memasang kandang jebak. Hal itu juga berdasarkan permintaan pemerintah daerah dan masyarakat.

Meskipun kandang jebak sudah dipasang, tetapi Irzal mengingatkan warga setempat untuk tetap berhati-hati dalam beraktivitas. Dan kalaupun terpaksa melakukan aktivitas di luar rumah, sebaiknya tidak dilakukan seorang diri. (YP/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya