Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
KETUA Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumatera Barat Brian Putra Bastara menegaska, generasi muda tidak perlu memiliki kekhawatiran berlebihan ketika menghadapi tantangan. Kuncinya dengan menanamkan semangat juang dan kreatifitas.
"Wisuda adalah momentum awal menggapai masa depan. Di depan, perjuangan masih panjang, banyak orang yang keliru memahami kelulusan, banyak yang mengahgap bahwa setelah lulus maka akan langsung mendapatkan kehidupan yang lebih baik," katanya saat menghadiri Wisuda ke 2 Politeknik LP3I Kampus Padang, melalui keterangan resmi, Sabtu (27/11).
Ia mengaku sudah dua kali merasakan momen wisuda. Pertama saat ia menyelesaikan sarjana di Curtin University, Australia. Kedua usai menyelesaikan Studi Pasca Sarjana di Universitas Andalas.
Baginya, wisuda merupakan momen yang penting. Momen dimana wisudawan sudah bisa menempatkan kampus sebagai bagian dari kenangan hidup.
"Apa yang kita dapatkan di kampus, adalah penakluk kerasnya hidup ke depan. Ibaratnya pendidikan yang kita jalani, mulai dari taman kanak-kanak hingga lulus kuliah, hanyalah gladi resik semata," urainya.
Baca juga : Meski Hujan, Ganjar Mandori Pembangunan Kawasan Borobudur
Di era saat ini, lanjut dia, semestinya lulusan perguruan tinggi tidak lagi berpikir untuk bekerja dengan orang, tetapi menjadi pelopor terciptanya lapangan pekerjaan. Jangan berharap terus dipekerjakan namun bermimpilah untuk menjadi pemilik usaha.
"Seperti yang kita sama-sama ketahui, Pada Tahun 2045, Indonesia akan berumur 100 tahun. Indonesia Emas 2045 telah menjadi impian besar, untuk membentuk negeri ini mampu bersaing dengan bangsa lain serta dapat menyelesaikan masalah-masalah yang mendasar di tanah Ibu Pertiwi," paparnya.
Ia pun menyarankan lima langkah kepada generasi muda. Pertama berpikir kritis dengan melakukan berbagai penilaian dan evaluasi dalam segala pengambilan keputusan yang mengarah pada tindakan yang rasional dan logis.
Kedua, terus mengasah keterampilan berkomunikasi. Ketiga, menjalin Kolaborasi, untuk dapat bekerja sama dengan siapapun dalam mencapai tujuan Bersama.
Keempat, menjadi kreatif, mengembangkan berbagai solusi dengan ide baru untuk setiap masalah. "Kelima, memiliki Ketangkasan yaitu kemampuan untuk adaptif dan responsive dalam menanggapi berbagai perubahan," pungkasnya. (RO/OL-7)
Dalam situasi global tidak menentu, yang bisa dilakukan adalah mengembangkan diri sendiri sebagai pengusaha.
Terpilihnya Dhimas Pringgorodianto menandai babak baru dalam kepemimpinan BPC HIPMI Jakarta Timur yang diharapkan dapat membawa semangat regenerasi, kolaborasi, dan inovasi.
Selain bazar, acara ini menghadirkan pelatihan Bouquet Creative yang digagas Alvin dan diikuti lebih dari 100 ibu-ibu pelaku usaha kreatif.
Pengusaha muda Victor Herryanto secara resmi mengembalikan formulir pencalonan sebagai Calon Ketua Umum BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jakarta Utara periode 2025–2028.
SEKRETARIS Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Sekjen Hipmi), Anggawira, menyatakan pencabutan izin tambang nikel Raja Ampat merupakan langkah yang tepat.
BPP Hipmi siap membantu penguatan kelembagaan bisnis koperasi desa (kopdes) merah putih. Dukungan itu diberikan demi mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Mendagri Tito Karnavian menyebut eksistensi IPDN menjadi sangat penting karena merupakan pusat untuk melahirkan para pemikir di bidang ilmu pemerintahan.
Dari total 935 wisudawan Perbanas Institute, jenjang magister terdiri atas 90 lulusan Magister Manajemen dan 28 lulusan Magister Akuntansi.
Keberhasilan para wisudawan bukan hanya merupakan pencapaian pribadi, melainkan juga kontribusi terhadap kemajuan bangsa dan negara.
Wisudawan UMS harus mampu melanjutkan perjuangan intelektual mereka, dengan memanfaatkan peluang beasiswa LPDP sebagai investasi strategis negara untuk masa depan.
Sejumlah tokoh seperti Amien Rais, Nurcholis Madjid atau Syafii Maarif dan banyak tokoh besar Indonesia lainnya, merupakan lulusan University of Chicago.
Di era disrupsi ini, kecerdasan buatan, otomasi, dan teknologi digital telah mengubah peta pekerjaan. Banyak profesi bergeser atau hilang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved