Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Kota Cinta, Kota Industri tanpa Cerobong Asap

Mediaindonesia.com
27/11/2021 07:52
Kota Cinta, Kota Industri tanpa Cerobong Asap
(DOK PEMKOT PARE-PARE)

KOTA Pare-Pare merupakan kota kecil di Provinsi Sulawesi Selatan yang berjarak sekitar 150 kilometer dari Kota Makassar. Letaknya yang strategis dan berbatasan langsung dengan Selat Makassar membuat Pare-Pare menjadi kota jasa dan niaga.

Di masa pemerintahan periode keduanya, Wali Kota Pare-Pare Taufan Pawe memiliki visi dan misi membuat kota ini menjadi kota industri tanpa cerobong asap. "Memang agak aneh kedengarannya, kok kota industri tanpa cerobong asap. Namun hal ini sudah saya terjemahkan dan sosialisasikan ke masyarakat maksudnya seperti apa," ungkap Taufan dalam program Metro TV, baru-baru ini.

Taufan menjelaskan, kota tanpa cerobong asap ini terdiri atas tiga pilar. Pertama bidang kesehatan, kedua bidang pendidikan, dan ketiga bidang pariwisata. "Tujuan pembentukan kota industri tanpa cerobong asap tak lain adalah agar bisa menciptakan multiplier effect. Karena dari pergerakan itu akan memunculkan ekonomi baru sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita," jelas dia.

Di bidang kesehatan, kata Taufan, pihaknya ingin konsep medical tourism diterapkan di RS Hasri Ainun Habibie. Dengan memadupadankan RS Hasri Ainun Habibie dengan RSUD di Makassar, pihaknya yakin sekali akan bisa menciptakan industri di bidang kesehatan.

Di bidang pendidikan, lanjut dia, Pare-Pare pun bebangga hati karena kini memiliki perguruan tinggi negerinya sendiri. Institut Negeri Teknologi BJ Habibie merupakan institut negeri kelima di Indonesia dan pertama yang berada di luar Pulau Jawa.

"Awalnya semua meragukan dan menganggap apa iya bisa. Namun ternyata beberapa waktu lalu, Rektor Institut Negeri Teknologi BJ Habibie sudah dilantik di kementerian dan (kampus) sudah bisa menerima mahasiswa tahun depan," kata dia.

"Semua sedang dipersiapkan, agar ke depan perguruan tinggi negeri ini bisa menyerap pendidikan anak-anak Pare-Pare," lanjut Taufan.

Ketiga ialah bidang pariwisata. Kota Pare-Pare terkenal dengan Festival Salo Karaje yang sudah menjadi agenda rutin tahunan. Festival ini merupakan festival pesisir sungai terbesar di Sulsel yang digelar oleh Pemkot Pare-Pare melalui Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata.

Ke depan, ungkap Taufan, akan ada juga Museum BJ Habibie di Kota Pare-Pare, yang mana museum ini merupakan dedikasi terhadap jasa dan buah pikiran dari Presiden ketiga Republik Indonesia tersebut. 

"Saya sudah pernah berkomitmen kepada Pak BJ Habibie bahwa pendirian museum harus dibangun di kota kelahiran beliau. Sedang diisi semua karya dan jasa Pak Habibie di dalamnya. Semoga bisa menjadi sarana edukasi digital dan transformasi ke anak-anak kita untuk mengenang Pak Habibie dan melahirkan Habibie Habibie baru nantinya,” jelas dia.

Adapun di bidang olahraga, pemekot pun sedang mempercantik Stadion Pare-Pare yang nantinya akan dipakai sebagai home base (markas) dari klub PSM Makassar. Persiapan-persiapan PSM untuk berlaga di Liga 1 akan dilakukan di stadion tersebut.

"Sudah bergerak, kita sedang benahi, saya pencinta bola juga perasaan saya terbawa dan ingin mengembangkan sepak bola di Pare-Pare,” kata dia.

Tak hanya itu, buah pikir dan sosok Pak Habibie dengan Pare-Pare tak bisa dipisahkan. Sebagai kota religius yang terinspirasi dengan cinta Ainun Habibie, Pemkot Pare-Pare kini sedang membangun masjid apung BJ Habibie. "Masjid BJ habibie juga akan jadi ikon baru kota ini," kata dia.

Slogan 'kota cinta' yang digaungkan Wali Kota Pare-Pare bukanlah slogan semata. Pesatnya pembangunan selama 8 tahun terakhir membuktikan pemkot dapat meningkatkan daya saing Pare-Pare sebagai kota jasa dan niaga. Meningkatnya daya saing masyarakat di kota ini membuat Pare-Pare niscaya akan mencetak Habibie baru di masa mendatang. (Gan/S2-25)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya