Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SENYUM bahagia merekah dari wajah gadis cilik kembar siam Ai
Putri Dewi Ningsih dan Ai Putri Anugrah. Siang itu, kursi roda yang
didesain khusus untuk mereka telah selesai dibuat.
Keduanya tampak nyaman duduk dan bergerak ke sana ke mari. Sebelumnya
mereka tak bisa bebas bergerak karena menggunakan kursi roda biasa.
Kursi roda khusus yang digunakan merupakan bantuan dari galang dana yang dilakukan oleh Jabar Quick Response (JQR) bersama dengan Rumah Yatim.
Jauh dari kediamannya di Desa Cinunuk, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten
Garut, kedua gadis berusia 8 tahun ini semangat datang ke Kota Bandung
untuk menjemput kursi roda didampingi relawan JQR dan keluarganya.
Ai Putri Dewi Ningsih disapa Dewi dan Ai Putri Anugrah disapa Putri
merupakan anak kembar siam, secara medis kedua anak ini dinilai
merupakan satu-satunya kembar siam di Indonesia yang bisa bertahan hidup dengan kondisi yang sehat.
Pada 29 Oktober lalu mereka baru saja merayakan ulang tahunnya yang
ke-8. Di usia itu, mereka berharap agar tidak merepotkan ayahnya lagi.
"Sekarang aku cuma mau biar gak ngerepotin ayah lagi, kasian ayah gak kerja, gak punya uang buat ngurusin kita," kata Dewi.
Ketua Umum JQR Bambang Trenggono, mengatakan, pertemuan kemarin
merupakan penyerahan kursi roda untuk ketiga kalinya kepada keluarga si
Kembar.
"Kita berikan tiga kursi roda, satu untuk di dalam rumah, satu
untuk di luar dan satu lagi untuk latihan keseimbangan berjalan, " ujar
Bambang.
Bambang menuturkan, gadis kembar siam dari Garut ini mendapatkan atensi
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. "Sebelumnya mereka telah melakukan video call dengan Pak Ridwan Kamil," ujarnya.
Ini merupakan bentuk follow up dan juga kepedulian Rumah Yatim dan Jabar Quick Response dalam mambantu si kembar. Irwan ayah dari gadis kembar siam menjelaskan, hingga saat ini kondisi kesehatan Putri dan Dewi cukup baik. Hanya saja kedua putrinya tersebut masih kesulitan untuk menyeimbangkan diri.
"Kondisi kesehatan Putri dan Dewi baik untuk sekarang ini. Kalaupun ada
masalah, saya langsung konsultasi juga dengan pihak puskesmas," ujar
Irwan.
Tak lupa Irwan pun mengucapkan banyak terima kasih kepada JQR dan
Rumah Yatim yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada putri
kembarnya. (N-2)
Kedua bayi mengalami dempet di bagian dada dan perut. Selain itu, jaringan lever dan selaput jantung mereka juga menyatu.
UNICEF mengatakan seluruh biaya operasi dan logistik lainnya tertutup oleh sumbangan dari berbagai donor.
Saat ini, bayi kembar itu, Ahmed dan Mohammed, berada dalam kondisi sehat.
Lebih dari 150.000 orang telah tewas dalam kekerasan dan sistem kesehatan negara itu telah hancur. PBB menggambarkan kondisi itu sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Bayi kembar itu, Arthur dan Bernardo Lima, dikategorikan sebagai kembar craniopagus, kondisi langka dengan tengkorak mereka menyatu.
Prosesi pemisahan keduanya melibatkan 30 tenaga medis dan berjalan selama 10 jam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved