Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Pengirim : Lilik Darmawan
Email : [email protected]
BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama dengan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah (Jateng) mengembangkan teknologi tepat guna pembuatan oyek. Oyek adalah makanan khas Banyumas sebagai pangan alternatif pengganti nasi berbahan baku singkong.
Salah satu daerah penghasil oyek di Banyumas adalah Dusun Cilombang, Desa Lumbir, Kecamatan Lumbir, Banyumas. Hampir seluruh warga dusun memiliki lahan singkong dan diproduksi menjadi oyek. Namun, masalahnya, proses pengeringan sampai pencetakan oyek masih dilakukan secara manual.
Peneliti Unsoed Andi Ali Said Akbar mengatakan bahwa pihaknya bersama BRIN tergerak untuk memberikan bantuan teknologi tepat guna untuk masyarakat setempat. ''Ada dua alat yang dikembangkan yakni rumah pengering serta peralatan pencetak oyek. Kedua alat ini telah diujicobakan dan ternyata sangat bermanfaat bagi masyarakat,'' jelas Ali pada Selasa (9/11).
Dikatakan Ali, teknologi tepat guna tersebut diharapkan akan mampu meningkatkan kuanititas maupun kualitas produksi. ''Kami berharap, dengan adanya alat itu, produksi oyek dari Cilombang tidak hanya dikonsumsi sendiri, melainkan juga dapat dijual di pasar-pasar modern. Dengan peralatan itu, petani singkong juga bisa memproduksi oyek yang mirip dengan nasi,'' ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga memberikan pelatihan pemasaran terutama marketing online serta mengenalkan akses-akses permodalan yangb mudah. ''Ada dua kelompok yang diberiu pelatihan yakni Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Wangi dan Kelompok Tani Sido Rukun. Kelompok inilah yang bakal mengelola peralatan bantuan BRIN dan Unsoed,'' jelasnya.
Sementara Kepala Dusun (Kadus) Cilombang, Suwarno, mengatakan bahwa bantuan peralatan dari BRIN dan Unsoed sangat membantu warga. ''Selama ini semua dikerjakan secara manual. Misalnya untuk pengeringan, kami sangat menggantungkan pada sinar matahari. Namun dengan adanya rumah pengering, maka saat sekarang tidak hanya menggantungkan panas matahari saja, melainkan bisa di rumah pengering,'' katanya.
Rumah pengering yang menggunakan elpiji 3 kg tersebut memiliki kapasitas 4 karung atau sekitar 2 kuintal singkong. Sehingga bagi warga di sini akan lebih cepat dalam memproses singkong menjadi oyek.
Selain rumah pengering, warga juga mendapat bantuan alat pencetak oyek. Sebelum ada peralatan tersebut, warga di sini menumbuk. Tetapi dengan adanya alat pencetak oyek, maka sangat membantu petani, tidak perlu menumbuk lagi. ''Peralatan ini sangat membantu kami,'' tandasnya. (LD/OL-10)
Promosi produk perkebunan harus ditingkatkan partisipasinya ke depan
Pembiayaan terhadap bisnis pertambangan batu bara sama dengan bisnis-bisnis lain.
pada 21 April 2022 Tim Dakjar BNNP Riau mendapat informasi adanya penyeludupan narkotika, psikotropika, dan prekursor (NPP
Para pekerja transportasi CPO atau minyak sawit, banyak yang mengalami pengurangan frekuensi angkut minyak sawit
Beragam menu ditawarkan. Mulai dari menu lokal seperti Bebek Songkem dari Pavilion Restoran hingga aneka dimsum dan masakan Cina dari Tang Palace Chinese Restoran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved